Strategi Peningkatan Kapasitas Adaptif Masyarakat dalam Merespon Bencana Banjir (Studi Kasus: Kelurahan Alliritengae, Kabupaten Maros)

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Maros, Kelurahan Alliritengae masuk ke dalam kawasan rawan bencana banjir. Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara awal kepada masyarakat setempat yang mengatakan bahwa banjir di Kelurahan Alliritengae merupakan banjir tahunan. Meski demikian, masyarakat memilih tetap bermukim di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik dan tingkat kerentanan banjir di Kelurahan Alliritengae, mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kapasitas adaptif dan tingkat kapasitas adaptif, kemudian menyusun strategi peningkatan kapasitas adaptif yang sesuai. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari-Agustus 2022. Metode pengumpulan data berupa observasi, kuesioner, dan wawancara, yang kemudian diolah dengan metode analisis deskriptif kuantitatif untuk mengidentifikasi karakteristik banjir, Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kapasitas adaptif, analisis pembobotan (skoring) dan analisis keruangan (spasial) untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan dan tingkat kapasitas adaptif masyarakat, serta analisis SWOT untuk penentuan strategi. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik banjir di Kelurahan Alliritengae terjadi di awal tahun dan akhir tahun, ketinggiannya 0,5 m-1,5 m, durasi 1-3 hari, menghanyutkan lumpur dari sungai, dan mengakibatkan rumah rusak ringan. Tingkat kerentanan tinggi sebanyak 5 RT dan kerentanan sedang sebanyak 2 RT, adapun tingkat kapasitas adaptif tinggi sebanyak 5 RT dan kapasitas adaptif sedang sebanyak 2 RT. Strategi yang diusulkan berupa pembuatan pemanenan air hujan skala lingkungan masyarakat, pembuatan sarana penanggulangan bencana banjir, peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pemeliharaan lingkungan, serta rancang bangun yang adaptif.