ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SALEP KOMBINASI PROPOLIS DAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KADAR TRANSFORMING GROWTH FACTOR BETA SATU (TGF-β1) DAN PENYEMBUHAN LUKA BERDASARKAN UKURAN LUKA PADA MODEL LUKA BAKAR DERAJAT II TIKUS WISTAR = ANALYSIS OF THE USE EFFECT OF COMBINATION OF PROPOLIS AND COCONUT SHELL LIQUID SMOKE OINTMENT ON TRANSFORMING GROWTH FACTOR BETA 1 (TGF-Β1) LEVELS AND WOUND HEALING SEEN FROM WOUND SIZE IN THE WISTAR RAT DEGREE II BURN MODEL

Keterlambatan penyembuhan luka bakar merupakan komplikasi serius yang dapat menyebabkan disabilitas dan kematian . TGF-β1 berperan penting dalam penyembuhan luka. Luka kronis yang tidak sembuh sering menunjukkan hilangnya pensinyalan TGF-β1. Propolis dan asap cair tempurung kelapa merupakan bahan alam yang telah lama digunakan untuk mengobati luka. Kedua nya mengandung senyawa antioksidan, anti inflamasi dan analgesik sehingga mampu mempercepat penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas penggunaan salep kombinasi propolis dan asap cair tempurung dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar derajat II dan hubungannya dengan kadar protein TGF-β1 dalam serum. Penelitian eksperimental in vivo dengan hewan uji tikus Wistar dilakukan selama 14 hari dengan jumlah sampel 25 ekor yang dibagi ke dalam 4 kelompok uji; Kelompok 1, perlakuan dengan salep silver sulfasdiazin; Kelompok 2, perlakuan dengan salep propolis; Kelompok 3, perlakuan dengan salep asap cair tempurung kelapa; Kelompok 4, perlakuan dengan salep kombinasi propolis dan asap cair tempurung kelapa dan 1 kelompok kontrol tanpa perlakuan. Kadar TGF-β1 serum ditentukan dengan metode ELISA. Pengukuran ukuran luka pada hari ke 0,3,7 dan 14. Penelitian ini memperoleh hasil kelompok kombinasi topikal propolis dan asap cair tempurung kelapa saja yang memiliki kadar TGF β1 signifikan berbeda (p<0.05) dari hari ke-7 sampai hari ke-14 dan mengalami penurunan kadar TGF-β1 sebesar 52,28 µ/mg. Berdasarkan ukuran luka , terdapat perbedaan yang signifikan pada seluruh kelompok (p<0.05), hal ini ditunjang oleh nilai rerata ukuran luka yang terlihat lebih kecil pada kelompok salep sulfasdiazine dan kelompok salep kombinasi (propolis dan asap cair). Sebagai kesimpulan, kombinasi propolis dan asap cair tempurung kelapa dapat dipertimbangkan sebagai alternatif dalam pengobatan luka bakar derajat II karena kemampuannya menurunkan TGF-β1 dan mempercepat penyembuhan luka bakar.

Kata kunci: penyembuhan luka, propolis, asap cair tempurung kelapa, TGF-β1