IMPLEMENTASI THE WOMEN, PEACE, AND SECURITY PROGRAMME TERHADAP PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN DI UGANDA = IMPLEMENTATION OF THE WOMEN, PEACE, AND SECURITY PROGRAMME TO INCREASE WOMEN'S PARTICIPATION IN UGANDA

Republik Uganda merupakan salah satu negara di Afrika Timur yang pernah mengalami perang saudara dan menyebabkan banyak perempuan Uganda yang mengalami kerugian. Sejak tahun 2008 Uganda telah menerapkan National Action Plan III pada resolusi 1325 terkait Women, Peace, and Security yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam pencegahan dan penyelesaian konflik, serta pembangunan dan pemulihan perdamaian pasca konflik. Pemerintah Uganda mengajak UN Women untuk menjalankan dan membuat program seperti forum pelatihan peningkatan skill dan mediasi serta resolusi konflik kepada perempuan Uganda. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran dan tantangan UN Women dalam implementasi The Women, Peace, and Security Programme terhadap peningkatan partisipasi perempuan dalam resolusi konflik di Uganda. Sedangkan konsep yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah konsep organisasi internasional, feminisme, dan pemberdayaan perempuan. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif yang jenis penelitian dan tahapan risetnya memanfaatkan data deskriptif seperti kata-kata yang tertulis dalam buku, jurnal, maupun berita. Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, maka selanjutnya penulis melakukan reduksi data, kemudian menyajikan data, dan selanjutnya menarik kesimpulan yang kemudian ditulis dalam skripsi ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui implementasi The Women, Peace, and Security Programme di Uganda telah berhasil meningkatkan partisipasi perempuan untuk ikut terlibat dalam resolusi konflik. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi perempuan Uganda dalam resolusi konflik yaitu membuat beberapa forum pelatihan untuk perempuan Uganda baik itu perempuan yang berasal dari local community maupun komunitas pengungsi. UN Women dan aktor lainnya seperti The Peace Centre telah berhasil membuat beberapa forum pelatihan di beberapa distrik di Uganda untuk melatih kemampuan perempuan dalam melakukan proses mediasi dan resolusi konflik, skill report, serta mengidentifikasi tanda-tanda peringatan dini konflik. Tak hanya itu, jumlah perempuan yang menjadi Mediator Perdamaian Perempuan, Komite Perdamaian Distrik juga mengalami peningkatan. Dalam proses implementasi WPS Programme, UN Women mengalami tantangan seperti pada saat awal munculnya Covid-19 pemerintah Uganda melakukan lockdown sehingga aktivitas masyarakat dan pemerintah dikurangi sehingga forum pelatihan tidak dilaksanakan.

Keywords : WPS Programme, Resolusi 1325, UN Women, Resolusi Konflik, The Peace Centre