STUDI PERILAKU LEKATAN GESER ABACA FIBER REINFORCED POLYMER SHEET PADA BETON DENGAN VARIASI EPOXY

Salah satu metode untuk meningkatkan kapasitas struktur adalah dengan perbaikan dan perkuatan struktur. Fiber Reinforced Polymer (FRP) merupakan salah satu metode perbaikan dan perkuatan struktur yang paling popular saat ini. Namun, FRP memiliki harga yang relatif mahal. Sehingga, diperlukan inovasi yang dapat menggantikan bahan dasar penyusun FRP berupa serat alami dengan karakteristik yang berpotensi memiliki kuat tarik tinggi dan penggunaan biaya yang lebih murah, salah satunya adalah serat abaca. Namun, dalam pengaplikasian FRP sebagai perkuatan struktur, perlu memperhatikan kekuatan lekatan antara FRP-beton. Permukaan FRP dan beton sangat rentan terjadi debonding yang disebabkan adanya gaya tarik dan geser yang terjadi. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi kelekatan antara FRP dan beton adalah penggunaan bahan perekat (epoxy), dimana epoxy digunakan sebagai material komposit FRP untuk memperkuat beton dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku lekatan geser serta pola retak dan mode kegagalan Abaca Fiber Reinforced Polymer Sheet (AbFRP) pada beton dengan variasi epoxy. Perilaku lekatan didiskusikan berdasarkan perilaku tegangan geser-slip, tegangan geser maksimum, dan tegangan geser-regangan. Tahapan pada penelitian ini terbagi atas 2, yaitu pengujian karakteristik material dan pengujian lekatan geser AbFRP pada beton. Pengujian karakteristik material AbFRP dilakukan menggunakan sampel 250 mm x 25 mm x 1,5 mm. Sementara itu, untuk pengujian lekatan geser AbFRP pada beton dengan variasi epoxy menggunakan 2 balok beton dengan dimensi masing-masing balok 250 mm x 100 mm x 100 mm. Penelitian ini menggunakan 2 tipe epoxy dan 2 jenis serat yaitu abaca dan glass. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis epoxy yang berbeda menyebabkan perilaku lekatan yang berbeda pula pada AbFRP sheet terhadap beton, begitupula pada variasi jenis serat. Sedangkan, mode kegagalan yang terjadi terdapat 2 jenis, yaitu debonding atau kegagalan komposit dan kegagalan lekatan yang keduanya diikuti oleh substrat beton.