MEDIASI SEBAGAI ALAT PENYELESAIAN SENGKETA MEDIK DI RUMAH SAKIT

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui upaya mediasi dalam menyelesaikan sengketa medik di Rumah sakit dan untuk mengetahui perlindungan hukum dokter dalam terjadinya sengketa medik di Rumah Sakit

Penelitian ini merupakan penelitian normatif empiris. Data terkualifikasi sebagai data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari para responden/narasumber yang terkait dengan mediasi sebagai alat penyelesaian sengketa medik. Adapun data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan berbagai literatur. Selanjutnya data dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) mediasi berperan melestarikan tradisi yang hidup ditengah masyarakat Indonesia. Budaya masyarakat Indonesia lebih mengutamakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan (mufakat) agar bisa menyelesaikan secara damai, walau untuk itu harus mengorbankan hak dan kepentingan pribadi.(2) Dalam setiap hubungan hukum antara tenaga kesehatan dengan pasien mengandung hak dan kewajiban masing-masing pihak, wujud dari hukum menjadi hak dan kewajiban terjadi dengan perantaraan kejadian, keadaan atau perbuatan orang yang oleh hukum dihubungkan dengan akibat. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan dalam undang-undang kesehatan dalam pasal 53 yakni tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya dan tenaga kesehatan dalam melakukan tugas berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.