ANALISIS FUNGSI HEMOSTASIS MENGGUNAKAN METODE TROMBOELASTOGRAFI PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER PRE DAN POST- OPERASI CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT

Helena Sembai. Analisis Fungsi Hemostasis Menggunakan Metode Tromboelastografi pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Pre dan Post Operasi Coronary Artery Bypass Graft (dibimbing oleh Rachmawati A Muhiddin dan Raehana Samad).
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis. Penangan penyakit jantung koroner dilakukan modifikasi medikamentosa maupun revaskularisasi. Salah satu revaskularisasi adalah Coronary Artery Bypass Graft. Komplikasi CABG selama operasi dapat menyebabkan gangguan hemostasis berupa perdarahan atau trombosis. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan hemostasis yang tepat untuk mendeteksi gangguan hemostasis pada pasien pre dan post operasi jantung dengan CABG. Thromboelastography (TEG) merupakan pemeriksaan Point Of Care Test yang menilai secara global meliputi pembentukan, kekuatan, dan stabilitas bekuan melalui pengukuran fungsi koagulasi, fungsi platelet, interaksi platelet-fibrinogen, dan fibrinolysis. TEG juga dapat membedakan penyebab perdarahan apakah berasal dari operasi atau karena koagulopati.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan membandingkan fungsi hemostasis (nilai R, K, Alpha angle dan MA) pada pasien PJK pre dan post operasi CABG. Jumlah sampel penelitian sebanyak 11 sampel. Subyek terdiri dari 7 (63,6%) pasien laki – laki dan 4 (36,4%) pasien perempuan. Rentang umur subyek antara 42 – 67 tahun dengan rerata 57,6± 8,1 tahun.
Hasil penelitian diperoleh tidak terdapat perbedaan signifikan antara fungsi hemostasis pre dan post CABG (p > 0,0,5). Pada penelitian ini diperoleh parameter R, K, Alpha angle, dan MA masih berada dalam rentang normal, namun terdapat dua pasien pada penelitian ini yang memiliki fungsi hemostasis berada diluar rentang nilai normal yaitu memiliki nilai waktu R dan K memanjang, alpha angle dan MA menurun post CABG. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan selama operasi, dosis heparin intra operasi, waktu operasi yang lama, komplikasi penyakit lain yang dialami oleh pasien, dan respon tubuh pasien terhadap pemberian terapi.