HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP pH URIN pada PENDERTA BATU SALURAN KEMIH di RUMAH SAKIT WAHIDIN SUDIROHUSODO TAHUN 2017

Latar belakang: Batu Saluran Kemih (BSK) merupakan penyakit pada sistem traktus urinarius tebanyak ketiga setelah infeksi saluran kemih dan kelainan patologis pada prostat. Data di Indonesia, mengenai kejadian batu saluran kemih belum banyak dilaporkan secara lengkap. Kadar pH urin adalah salah satu faktor penting dalam terbentuknya BSK. Risiko menderita BSK memiliki hubungan langsung dengan meningkatnya Indeks Massa Tubuh (Overweight dan Obesitas). Beberapa penelitian telah membuktikan hubungan IMT terhadap pH urin.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian retrospektif analitik dengan metode cross sectional. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa
hubungan IMT terhadap pH urin dengan uji korelasi yang sesuai, dengan nilai kemaknaan p = <0,05.
Hasil: Pada periode Januari sampai Desember 2017, pada penelitian ini diperoleh 72 sampel yang memenuhi kriteria penelitian, 54 laki-laki (75%) dan 18 perempuan (25%). BSK lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibanding perempuan. Puncak usia prevalensi BSK adalah kelompok usia pertengahan dengan lokasi batu terbanyak adalah di ginjal. Hasil karakteristik sebaran sampel ada kecenderungan semakin
meningkat IMT semakin rendah pH urin. Korelasi antara IMT terhadap pH urin didapatkan nilai kemaknaannya (p) menggunakan uji statistik Pearson-correlation.
Hasil yang diperoleh adalah p = 0,001 menunjukkan suatu nilai kemaknaan dan nilai r = -0,381 menunjukkan hubungan negatif (berkebalikan).
Kesimpulan: Terdapat hubungan terbalik antara IMT terhadap pH urin pada penderita batu saluran kemih. Semakin besar IMT seseorang, maka pH urinnya semakin rendah. Peningkatan IMT dan obesitas pada laki-laki dan perempuan berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya batu saluran kemih.