GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN RIWAYAT PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Krisis resitensi antibiotik merupakan masalah yang terjadi dalam
dunia kedokteran yang menyebabkan peningkatan penyakit infeksi akibat Methicillin
Resistant Streptococcus Auresus (MRSA) yang mencapai prevalensi 23,5% pada
2006. Masalah ini terkait penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang merupakan
jenis penyakit tertinggi di puskesmas. Antibiotik merupakan kelompok obat kedua
paling sering digunakan dalam penanganan kasus infeksi. Antibiotik adalah zat-zat
kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang bisa mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Pemakaian
antibiotik yang salah akan menimbulkan resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Permasalahan yang timbul karena pamakaian antibiotik disebabkan kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai antibiotik. Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan megetahui pengetahuan,
dan riwayat penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah
sampel 80 orang yang diambil secara simple random sampling yang memenuhi
kriteria inklusi. Penelitian dilakukan di bulan September 2018 di Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin.
Hasil: Persentase responden 67,5% mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang,
20% cukup, dan 12,5% yang mempunyai pengetahuan baik. Penggunaan antibiotik
pada responden mayoritas untuk mengobati demam 31%, antibiotik yang paling
banyak digunakan adalah amoksisilin 51% dan mayoritas kurang tahu cara
penggunaan antibiotik yang benar 50%. Mayoritas responden berpengetahuan kurang
tentang pengetahuan umum antibiotik, cara penggunaan dan resistensi antibiotik,
manakala tentang efek antibiotik terdapat 37,5% yang berpengetahuan baik
Kesimpulan: Gambaran tingkat pengetahuan pasien rawat inap Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin tergolong kurang dan masih banyak yang menggunakan
antibiotik dengan salah