PENGALAMAN SUBJEKTIF TUNANETRA BERDAYA TERKAIT KENDALA-KENDALA PSIKOLOGIS DAN CARA PENANGANNYA

Menjadi buta bukanlah sesuatu yang diinginkan siapa pun. Saat orang lain bisa melihat dunia dengan matanya, bagi orang buta hanyalah layar tak bergambar di pandangannya. Saat orang lain bisa melihat sekitarnya, melihat alam semesta, wajah-wajah orang di sekitarnya, wajah orang yang dikasihinya. Tunanetra late blind memiliki kendala Psikologis yang berat karena mereka pernah melihat dunia, berdaya mengurusi diri sendiri, mandiri dalam melakukan aktivitas, bercanda tawa sambil mengamati cakrawala lalu semua hal yang mereka rasakan tiba-tiba menghilang mengakibatkan kecemasan, stres, tidak percaya diri, dan mengalami permasalahan psikologis. Penelitian ini diadakan untuk mengeksplorasi pengalaman subjektif tunanetra berdaya terkait kendala-kendala psikologis dan cara penanganannya. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dianalisis menggunakan teknik inductive thematic. Penelitian ini melibatkan tiga orang responden yang ditentukan dengan teknik judgement sampling.
Hasil penelitian ini mengungkap bahwa terdapat enam kendala psikologis yang ditemukan pada tunanetra berdaya yaitu, kendala psikologis pada penerimaan diri (self-acceptance), kepercayaan diri (self-efficacy), kemandirian (independence), putus asa (hopelessness), emosional (emotional), dan interaksi sosial (social interaction). Selain itu, terdapat tiga bentuk penanganan kendala psikologis pada tunanetra berdaya yaitu, penanganan dalam bentuk kognitif, penanganan dalam bentuk perilaku, dan penanganan dalam bentuk afektif.