Fauna Nyamuk Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat: Konfirmasi dan Keberagaman Spesies, Interaksi Vektor–Host, dan Risiko Penularan Penyakit


Rahma, Nur (2023) Fauna Nyamuk Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat: Konfirmasi dan Keberagaman Spesies, Interaksi Vektor–Host, dan Risiko Penularan Penyakit. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of C013181049_disertasi_10-05-2023 bab 1-3.pdf] Text
C013181049_disertasi_10-05-2023 bab 1-3.pdf

Download (995kB)
[thumbnail of C013181049_disertasi_10-05-2023 cover1.jpg]
Preview
Image
C013181049_disertasi_10-05-2023 cover1.jpg

Download (295kB) | Preview
[thumbnail of C013181049_disertasi_10-05-2023 dp.pdf] Text
C013181049_disertasi_10-05-2023 dp.pdf

Download (489kB)
[thumbnail of C013181049_disertasi_10-05-2023.pdf] Text
C013181049_disertasi_10-05-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 1 January 2026.

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman fauna nyamuk di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat pada musim penghujan dan kemarau, ketepatan identifikasi morfologi dan molekuler, sifat nyamuk dan interaksinya dengan host, risiko penularan penyakit dan pengaruh perubahan iklim terhadap penularan penyakit.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan tiga metode penangkapan yaitu Human Landing Collection, Animal Barrier Screen dan Kelambu Trap. Nyamuk diidentifikasi secara morfologi dan pemeriksaan arbovirus menggunakan primer Alfavirus, Flavivirus dan Bunyavirus. Identifikasi molekuler dilakukan untuk membandingkan hasil identifikasi morfologi.
Hasil penelitian menunjukkan nyamuk paling banyak di Toraja Utara (n=6370, 36.39%), namun jumlah spesies paling banyak di Pasangkayu (34 spesies dari 8 genus). Perbedaan topografi dan iklim mempengaruhi jenis dan kelimpahan nyamuk baik pada musim penghujan maupun kemarau. Identifikasi morfologi dan molekuler dibutuhkan untuk mengetahui jenis nyamuk secara akurat. Identifikasi molekuler sangat akurat dibanding identifikasi morfologi, namun identifikasi morfologi tetap dibutuhkan sebagai basis informasi. Nyamuk yang berperan sebagai vektor umumnya bersifat zoo-antropofilik, hanya Cx. quinqifasciatus yang ditemukan bersifat antropofilik. Cx. tritaenhyorinchus (n=8931, 51.01%) merupakan spesies nyamuk yang paling melimpah di semua lokasi penelitian. Arbovirus yang dideteksi ialah Bunyamweravirus pada nyamuk Cx. tritaenhyorinchus (rasio infeksi 0.22%) yang berasal dari Maros. Hewan ternak dapat berperan sebagai penarik (Maros, HR=77.5) ataupun penghalang masuknya nyamuk ke pemukiman (Toraja Utara, HR=5 dan Pasangkayu, HR=13.3). Jarak ternak yang dekat dengan pemukiman di Maros menyebabkan risiko penularan penyakit di wilayah ini lebih tinggi (RFst=4555.39) dibanding Toraja Utara (RFst=242.47) dan Pasangkayu (RFst=542.44). Penelitian ini diharapkan menjadi informasi baru dalam program pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor nyamuk

Item Type: Thesis (Disertasi)
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Depositing User: Kamaluddin
Date Deposited: 16 Oct 2023 05:05
Last Modified: 16 Oct 2023 05:05
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/28040

Actions (login required)

View Item
View Item