Kompetensi Sintaksis Penyandang Tunarungu Melalui Bahasa Tulis di Media Sosial Facebook

Penelitian ini bertujuan (1) mengungkap kompetensi sintaksis penyandang tunarungu (PTR) dengan menunjukkan sistem atau kaidah sintaksis yang mendasari performansi kalimat yang diunggah oleh PTR di media sosial FB, dan (2) menentukan pola penyusunan kalimat yang menunjukkan adanya karakteristik kompetensi sintaksis PTR di media sosial FB. Data diambil dari kalimat status yang diunggah oleh PTR di FB pada tahun 2020 dan 2021. Sebanyak 200 contoh data yang menunjukkan karaktersitik yang khas dihimpun lalu dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan linguistik struktural yakni hubungan antara struktur lahir (sebagai performansi) dan struktur batin (sebagai kompetensi). Dalam merekonstruksi struktur batin ini dilakukan parafrasa sesuai kaidah yang berlaku dan dipahami pada umumnya. Klasifikasi data dilakukan berdasarkan kontras pada data dan hasil rekonstruksi sehingga ditemukan ciri pembeda lalu dijabarkan berdasarkan unit analisis frasa, klausa dan kalimat dengan melibatkan hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Dari situlah dapat dipetakan kaidah sintaksis yang mendasari PTR dalam memproduksi kalimat bahasa Indonesia ke dalam bahasa tulis di media sosial FB.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) secara umum PTR mampu menyusun kalimat-kalimat tulis bahasa Indonesia yang sederhana, yang terdiri atas lima pola dasar kalimat inti dan berbagai tipe kalimat seperti kalimat deklaratif, interogatif, dan impreratif, bahkan kalimat majemuk koordinatif dan subordinatif. Terungkap pula bahwa (2) penguasaan sintaksis PTR memiliki kekhasan, yang ditandai oleh empat pola penyimpangan sintaksis, yaitu (a) penghilangan, (b) penambahan (redundansi), (c) penggantian, dan (d) kesalahan urutan kata. Kemudian, dari penggunaan kalimat majemuk diketahui bahwa PTR kurang cakap dalam merangkai kalimat bersambung (conjoined sentences). Kalimat-kalimat majemuk yang terbentuk secara umum masih menyerupai tumpukan kata; belum berbentuk rangkaian klausa yang sistemik. Meskipun demikian, pengungkapan pola-pola tersebut dapat menjadi temuan yang sangat penting dan berguna untuk dijadikan pintu masuk dalam penanganan masalah kebahasaan, terutama penguasaan kalimat bahasa Indonesia tulis bagi PTR.