Strategi Operasi Militer Pasukan Depot Speciale Troepen (DST) di Sulawesi Selatan 1946-1947 = Strategy for Military Operations Depot Speciale Troepen (DST) Troops in South Sulawesi 1946-1947

Anrawira Franata, Nomor Pokok F061181320, dengan Judul “Strategi Operasi Militer Pasukan Depot Speciale Troepen (DST) di Sulawesi Selatan 1946-1947”, dibimbing oleh Dr. Ida Liana Tanjung, M. Hum, dan Drs. Dias Pradadimara, M.A, M.S.
Penelitian ini menjelaskan mengenai strategi dalam operasi militer yang dilaksanakan Pasukan Depot Speciale Troepen (DST) di Sulawesi Selatan pada tahun 1946-1947. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang di laksanakannya operasi militer oleh Pasukan DST di Sulawesi Selatan, jalannya operasi militer Pasukan DST di Sulawesi Selatan, serta perubahan-perubahan strategi dalam pelaskanaan operasi militer Pasukan DST di Sulawesi Selatan. Tulisan ini disusun menggunakan sumber primer berupa arsip-arsip yang berhubungan dengan dengan operasi militer di Sulawesi Selatan yang melibatkan Pasukan DST. Selain itu juga menggunakan sumber sekunder berupa buku, jurnal maupun artikel.
Pemerintah kolonial Belanda yang mulai kewalahan dalam menghadapi gerakan perlawanan dari kelaskaran-kelaskaran di berbagai daerah Sulawesi Selatan pada tahun 1946, akhirnya memutuskan untuk mengirim satu unit Pasukan komando yakni Depot Speciale Troepen (DST) ke Sulawesi Selatan. Pasukan yang kemudian dikomandoi oleh Raymond Westerling ini memiliki tujuan utama untuk memburu para pemberontak serta pimpinannya. Dalam pelaksanaan operasi militer Pasukan DST, berbagai strategi serta metode digunakan. Penggunaan mata-mata dalam mengawasi gerakan perlawanan kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan para penduduk dari berbagai kampung di suatu tempat, guna melaksanakan “Standrecht” atau pengadilan kilat dengan hukuman langsung di eksekusi di tempat. Pasukan DST juga akan mendirikan polisi kampung atau “paronda” yang terdiri dari penduduk kampung maupun para pemberontak yang menyerahkan diri.
Seiring berjalannya operasi militer Pasukan DST, perubahan dari strategi serta metode yang digunakannya mulai terlihat pada awal tahun 1947. Pembagian Pasukan DST menjadi dua kelompok mengakibatkan strategi dan metodenya mulai berubah karena pimpinan masing-masing kelompok Pasukan DST memiliki cara masing-masing dalam melakukan aksinya.

Kata Kunci: Strategi, Operasi Militer, DST, Sulawesi Selatan