ANALISIS PERCEPATAN WAKTU PADA PROYEK RENOVASI DAN PENGEMBANGAN GEDUNG KANTOR SMK KEHUTANAN NEGERI MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAST TRACK

Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya dan sumber dana tertentu. Namun, ada saat dimana percepatan pembangunan proyek konstruksi diperlukan, salah satu metode yang digunakan untuk memepercepat proyek konstruksi adalah metode fast track yang tidak memerlukan penambahan sumber daya sehinggga pembengkakan biaya terkendali. Proyek Renovasi dan Pengembangan Gedung Kantor SMK Kehutanan Negeri Makassar yang berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan KM 17.5, Sudiang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan mengalami
keterlambatan pelaksanaan dari rencana awal sebesar 6,22% disebabkan masalah non-teknis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi percepatan menggunakan metode fast track pada proyek tersebut dan perbandingan biaya pada penjadwalan awal apabila terkena pinalti dengan penjadwalan metode fast track.
Pengambilan data primer berupa Time Schedule dan data sekunder berupa Rencana Anggaran Biaya dan Analisis Harga Satuan Pekerjaan berasal dari kontraktor CV. Indhira Abadi. Data pekerjaan diinput dengan
membuat network diagram, data harga satuan pekerjaan dan volume pekerjaan ke dalam program Microsoft Project beserta data item pekerjaan dan durasi pekerjaan. Kemudian dilakukan penghitungan waktu normal
dalam menyelesaikan pekerjaan, mengidentifikasi lintasan kritis pada pelaksanaan proyek, lalu melakukan percepatan dengan fast-track. Hasil penelitian menunjukkan penjadwalan durasi normal diperolah selama 203 hari, dengan menggunakan metode fast track didapat selama 196 hari, terbukti lebih cepat. Biaya yang dikeluarkan setelah menggunakan metode fast track sama dengan biaya sebelum menerapkan metode fast track sebagai akibat dari percepatan dilakukan dengan hanya memparalelkan kegiatan-kegiatan yang terdapat pada lintasan kritis. Hanya saja, apabila proyek tersebut tetap dijalankan dengan adanya keterlambatan maka perhitungan denda (penalti) proyek dilakukan. Biaya yang harus dikeluarkan apabila terkena penalti adalah sebesar Rp3.984.598.300,00. Adapun persentase antara biaya proyek apabila terkena penalti dengan biaya proyek setelah penerapan fast track sebesar 0,695%.