Wijaya, Dr. Robin Kurnia (2020) Perbedaan Hasil Uroflowmetri dan Residu Urine antara Posisi Berkemih Berdiri dan Duduk pada Pasien dengan Pembesaran Prostat Jinak di Makassar. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
C104215109_tesis_05-10-2020 cover.jpg
Download (330kB) | Preview
C104215109_tesis_05-10-2020 cover-bab2.pdf
Download (1MB)
C104215109_tesis_05-10-2020 dapus-lampiran.pdf
Download (536kB)
C104215109_tesis_05-10-2020.pdf
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang: Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kualitas berkemih pada pasien dengan pembesaran prostat jinak dapat dipengaruhi oleh posisi berkemih. Untuk dapat melakukan pemeriksaan dan rekomendasi tatalaksana terhadap pasien dengan keluhan saluran kemih bagian bawah pada pembesaran prostat jinak, penting untuk mengetahui pengaruh posisi berkemih terhadap parameter uroflowmetri dan residu urine pada pasien pembesaran prostat jinak. Pada penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi pengaruh posisi berkemih terhadap parameter uroflowmetri dan residu urine pada pasien dengan pembesaran prostat jinak. Metode: 36 pasien laki-laki dengan pembesaran prostat jinak diikutsertakan dalam penelitian ini. Setiap pasien menjalani pemeriksaan uroflowmetri dalam 2 posisi: berdiri dan duduk. Parameter uroflowmetri yang diteliti antara lain: maximum flow rate (Qmax), average flow rate (Qave), voiding time dan time to maximum flow. Pengukuran residu urine dilakukan dengan transabdominal ultrasonography segera setelah pemeriksaan uroflowmetri dengan. Hasil: Didapatkan peningkatan Qmax yang bermakna pada posisi berkemih duduk dibandingkan dengan posisi berkemih berdiri (11.106±4.7801 mL/detik vs. 9.536±5.3374 mL/detik; P = 0.018); tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada Qave, time to maximum flow, dan residu urine antara posisi berkemih duduk dan berdiri. Rerata Qave adalah 5.014±2.9888 mL/detik pada posisi berdiri dan 5.508±2.4437 mL/detik pada posisi duduk (P = 0.058). voiding time 43.08±7.980 detik pada posisi berdiri dan 40.22±9.897 detik pada posisi duduk (P = 0.31), dan time to maximum flow 12.39±7.454 detik pada posisi berdiri dan 10.06±4.610 detik pada posisi duduk (P = ix 0.192), sedangkan rerata residu urine adalah 87.28±44.810 mL pada posisi berdiri dan 72.53±42.779 mL pada posisi duduk (P = 0.091). Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan Qmax yang lebih tinggi secara bermakna pada pasien pembesaran prostat jinak dengan posisi berkemih duduk. Posisi duduk dapat menjadi anjuran tatalaksana yang sederhana pada pasien dengan pembesaran prostat jinak. Kombinasi dari pengobatan dan posisi berkemih mungkin dapat memberikan efek sinergistik untuk memperbaiki profil urodinamik pasien.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Uroflowmetri, posisi berkemih, posisi berkemih duduk, residu, maximum flow rate |
Subjects: | R Medicine > RD Surgery |
Depositing User: | sangiasseri abubakar |
Date Deposited: | 26 Feb 2021 07:54 |
Last Modified: | 04 Nov 2024 06:33 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/2723 |