ADAPTASI INSTRUMEN PATIENT ASSESSMENT OF CHRONIC ILLNESS CARE UNTUK MENILAI KUALITAS PERAWATAN DIABETES MELITUS BERDASARKAN PENGALAMAN PASIEN: VERSI INDONESIA

Latar Belakang: Patient Assessment of Chronic Illness Care (PACIC) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk menilai kualitas perawatan penyakit kronis berdasarkan pengalaman pasien dan menjadi alat penting bagi sistem kesehatan serta pengambil kebijakan di berbagai negara, sementara di Indonesia belum tersedia instrumen khusus yang tervalidasi untuk menilai kualitas perawatan diabetes melitus berdasarkan pengalaman pasien.
Tujuan: Mengadaptasi lintas budaya instrumen PACIC ke versi Indonesia.
Metode: Tujuh langkah adaptasi instrumen penelitian perawatan kesehatan lintas budaya dan pedoman terjemahan instrumen WHO, termasuk forward translation, sintesis forward translation, blind back-translation dan analisis back-translation. Pilot testing pada 11 pasien diabetes melitus untuk face validity, dilanjutkan panel ahli (I-CVI dan S-CVI dihitung) dan uji psikometri pada 107 pasien diabetes melitus usia rata-rata 53.07 tahun. Uji spearman rank correlations untuk menilai korelasi karakteristik demografi dengan skor PACIC-ID, Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk validitas konstruk dan internal consistency reliability dalam cronbach’s alpha.
Hasil: Percent agreement keseluruhan 89% dan lima subskala (84%-93%). I-CVI 0.86-1.00 dan S-CVI 0.96. Rerata skor PACIC-ID 3.18 dari skala 5 dan tidak berkorelasi secara signifikan dengan karakteristik demografi (p>0.05). Kaiser-Meyer-Olkin 0.67 dan kebulatan Bartlett's p<0.05. Hasil analisis CFA diperoleh 19 dari 20 item dengan factor loading 0.40-0.78. Penghapusan satu pertanyaan (nomor 1) meningkatkan cronbach's alpha keseluruhan dari 0.852 menjadi 0.853, sedangkan pada tiap subskala 0.71-0.80.
Kesimpulan: Instrumen PACIC-ID 19 item menunjukkan validitas wajah, konten dan konstruk serta konsistensi internal yang baik sehingga dapat digunakan secara luas sebagai alat terstruktur dalam menilai kualitas perawatan diabetes melitus berdasarkan pengalaman pasien di Indonesia.