Sifat Fisik dan Kimia Tanah pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di Desa Lembanna, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa

Kebutuhan lahan meningkat seiring dengan meningkatnya penduduk untuk berbagai
kepentingan. Salah satu cara agar memenuhi kebutuhan tersebut adalah alih guna lahan
dengan berbagai penggunaan lahan yang produktif. Perubahan tata guna lahan dari
lahan berhutan ke lahan pertanian monokultur dapat mempercepat proses pencucian
dan pemiskinan tanah serta menurunkan kandungan bahan organik tanah dan
memperburuk sifat fisik dan kimia tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sifat fisik dan kimia tanah pada berbagai tipe penggunaan lahan yaitu hutan pinus,
agroforestry dan kebun tomat di Desa Lembanna, Kecamatan Tinggimoncong,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu
pengambilan sampel tanah di Desa Lembanna dan analisis sampel tanah di
Laboratorium Silvilkutur dan Fisiologi Pohon, Fakultas Kehutanan, Universitas
Hasanuddin pada bulan Juli sampai September 2022. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode survey, pengamatan serta penentuan lokasi penelitian dan
untuk pengambilan sampel tanah di masing-masing lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja (purposive sampling). Pengambilan sampel tanah dilakukan pada dua
kedalaman tanah yaitu 0-30 cm dan 30-60 cm dimana pada setiap kedalaman tanah
diambil sebanyak lima titik sampel tanah dengan masing-masing 2x ulangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik dan kimia tanah pada 3 tipe penggunaan
lahan dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm umumnya memiliki sifat fisik dan
kimia yang relatif berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perlakuan berbeda
terhadap masing-masing tipe penggunaan lahan sesuai dengan vegetasi yang tumbuh
diatasnya. Namun kondisi lingkungan, kondisi geologi, serta jenis tanah yang sama
menyebabkan beberapa sifat tanah hanya memiliki sedikit perbedaan.