UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KAFEIN TERHADAP Staphylococcus aureus MENGGUNAKAN LALAT BUAH (Drosophila melanogaster)

Tercatat 5-60% infeksi di seluruh dunia dapat menyebabkan kematian, salah satu penyebab infeksi ialah Staphylococcus aureus. S. aureus adalah mikroorganisme yang tinggal di kulit dan saluran pernapasan. Akan tetapi, beberapa lini pertama infeksi S. aureus telah mengalami resisten, seperti sefalosporin dan juga penisilin. Oleh karena itu, diperlukan senyawa antibakteri baru untuk menangani kasus ini. Salah satu senyawa yang dapat dijadikan senyawa antibakteri adalah kafein. Telah terbukti secara in-vitro kafein dapat mengambat S.aureus dengan nilai hambat minimunnya yaitu 125 ppm. Sehingga tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri senyawa kafein terhadap Staphylococcus aureus pada model Drosophila melanogaster. Pengujian dilakukan dengan melihat hasil survival serta ekspresi gen Drosomycin menggunakan metode RT-qPCR dari D. melanogaster jenis Oregon R. Hasil uji fenotip menunjukkan bahwa pemberian kafein dengan konsentrasi 0,08%, 0,016% dan 0,0032% dapat mempengaruhi masa hidup dari Drosophila. Pada uji analisis ekspresi gen, pemberian kafein dengan konsentrasi 0,016% dapat menginduksi ekspresi gen drs secara signifikan, namun tidak pada konsentrasi 0,08% dan 0,0032%. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu kafein dapat dijadikan senyawa antibakteri, akan tetapi pada konsentrasi 0,016% dapat dijadikan antibakteri dan juga immunostimulan.