DINAMIKA GENDER DALAM PERHUTANAN SOSIAL DI SULAWESI SELATAN


Anugrah, Dadang (2023) DINAMIKA GENDER DALAM PERHUTANAN SOSIAL DI SULAWESI SELATAN. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Bab I & II] Text (Bab I & II)
M012211010_tesis_26-01-2023 1-2.pdf

Download (588kB)
[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
M012211010_tesis_26-01-2023 cover1.png

Download (125kB) | Preview
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
M012211010_tesis_26-01-2023 dp.pdf

Download (436kB)
[thumbnail of Full text] Text (Full text)
M012211010_tesis_26-01-2023.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

Perhutanan sosial (PS) yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan masyarakat sekitar hutan dengan tetap mempertahankan fungsi hutan masih jauh dari yang diharapkan. Program perhutanan sosial didesain untuk mempromosikan keadilan dan kesetaraan bagi pengguna hutan baik laki-laki maupun perempuan, namun di lapangan justru masih didominasi oleh laki-laki. Mengambil studi kasus dari lima desa, penelitian ini mengkaji sejauh mana dinamika gender dalam perhutanan sosial di Sulawesi Selatan. Wawancara mendalam, observasi, dan diskusi kelompok terfokus dilakukan untuk mengumpulkan data dari desa-desa yang memiliki persetujuan PS dengan tiga skema yaitu Hutan Kemasyarakatan, Hutan Desa dan Hutan Tanaman Rakyat guna menganalisis sejauh mana dinamika gender dalam perhutanan sosial dengan pendekatan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji sistem penguasaan lahan dalam wilayah PS. Penelitian ini menemukan bahwa partisipasi laki-laki baik pada pra persetujuan PS dan pasca persetujuan yang terdiri dari tata kelola kelembagaan, tata kelola kawasan, dan tata kelola usaha berada pada tingkatan tertinggi yaitu “citizen power”, sedangkan perempuan lebih banyak berada pada “non participation” dan “tokenism”, kecuali pada tata kelola usaha yang juga berada pada “citizen power”. Akses dalam pengelolaan hutan melalui PS di lokasi penelitian masih didominasi laki-laki yakni sebanyak 88%. Ini disebabkan karena sistem penguasaan lahan yang umumnya adalah sistem pewarisan yang memberi hak atas tanah lebih besar ke laki-laki dibandingkan perempuan. Selain itu, keterbatasan akses perempuan disebabkan oleh tidak adanya pengakuan bahwa perempuan juga secara formal adalah petani, dan pada dirinya dilekatkan pekerjaan domestik. Terbatasnya akses dan partisipasi perempuan menyebabkan distribusi manfaat yang tidak merata ke mereka khususnya dalam mendapatkan bantuan dan partisipasi dalam pelatihan atau penguatan kapasitas. Pada pendekatan terkait kontrol, laki-laki masih mendominasi dalam pengambilan keputusan.

Item Type: Thesis (Thesis)
Uncontrolled Keywords: Gender, Perhutanan Sosial, Dinamika
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions (Program Studi): Fakultas Kehutanan > Kehutanan
Depositing User: Andi Milu
Date Deposited: 10 Apr 2023 00:54
Last Modified: 10 Apr 2023 00:54
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/26219

Actions (login required)

View Item
View Item