PERBAIKAN KUALITAS LAHAN KERING MELALUI PERTANIAN TERPADU RAMBUTAN, JAGUNG DAN GAMAL DI KABUPATEN GOWA


SYAHRIANI, SYAHRIANI (2014) PERBAIKAN KUALITAS LAHAN KERING MELALUI PERTANIAN TERPADU RAMBUTAN, JAGUNG DAN GAMAL DI KABUPATEN GOWA. Skripsi thesis, Uniniversitas Hasanuddin.

[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
--syahriani-5323-1-14-syah-3.pdf

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

Lahan kering merupakan lahan dengan kualitas yang rendah. Kualitas lahan
dapat ditingkatkan dengan sistem pertanian secara terpadu agar terbentuk siklus hara
dan struktur tanah yang lebih stabil. Salah satu teknik pertanian terpadu yang dapat
diterapkan adalah dengan cara mengintegrasikan berbagai jenis tanaman seperti
tanaman rambutan, jagung dan gamal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
2013 - Februari 2014 di Desa Tana Karaeng, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa
dan analisis sifat fisik dan kimia tanah dilaksanakan dilaboratorium kimia dan
kesuburan tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok dengan uji t
2 populasi berpasangan dengan 2 perlakuan dan 2 ulangan, P0 sebagai kontrol yang
hanya ditanami rambutan dan P1 sebagai perlakuan yang ditanami rambutan, jagung
dan gamal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi tanaman rambutan, jagung
dan gamal dapat meningkatkan sifat fisik dan kimia tanah dibanding plot kontrol.
Selisih peningkatan yaitu Bulk density sebesar 0,02 g/cm3
; C-organik 0,3%; pH 0,27;
KTK 1,8 cmol(+)kg-1; N-total 0,34%; KB 18,42% dan basa-basa Ca sebesar 2,0
cmol(+)kg-1
; Mg 2,98 cmol(+)kg-1 dan K 0,01 cmol(+)kg-1
. Untuk tinggi tanaman dan
jumlah daun rambutan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata antara plot kontrol
dengan plot perlakuan berdasarkan hasil uji t 2 populasi berpasangan. Produksi
jagung muda (tongkol) diperoleh 9700 kg/ha dan produksi jagung pipilan kering
diperoleh 4500 kg/ha. Usahatani rambutan secara monokultur dan terpadu layak
untuk dikembangkan, hal ini ditandai dengan nilai Gross B/C Ratio monokultur 1,59
dan terpadu 13,90 yang berarti bahwa setiap penambahan biaya Rp. 1,- pada
usahatani monokultur akan meningkatkan penerimaan usahatani sebesar Rp 1,59,-
sedangkan untuk usahatani terpadu, penerimaan akan meningkat sebesar Rp 13,90.
Keuntungan yang diperoleh selama 5 tahun pada usahatani terpadu yaitu Rp.
281,696,528 dengan hanya mengorbankan biaya produksi sebesar Rp. 21,836,292.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem pertanian secara terpadu dapat memperbaiki
kualitas lahan kering dan meningkatkan pendapatan petani.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: lahan kering, pertanian terpadu, rambutan, jagung, gamal.
Subjects: S Agriculture > SB Plant culture
Divisions (Program Studi): Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah
Depositing User: sangiasseri abubakar
Date Deposited: 16 Mar 2023 08:23
Last Modified: 16 Mar 2023 08:23
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/25706

Actions (login required)

View Item
View Item