PERSEPSI MASYARAKAT SERTA PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19 PERIODE JUNI - JULI 2022

Latar Belakang: Coronavirus disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit saluran pernapasan yang diakibatkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Hingga Agustus 2020, terdapat lebih dari 20 juta kasus dan 700.000 kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia. Hingga saat ini, belum ada terapi spesifik untuk Covid-19. Pandemi yang diprediksi akan terus berlanjut perlu diatasi dengan perilaku protektif sebagai kuncinya, salah satunya dengan vaksinasi. Namun masih banyak negara yang menghadapi hambatan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19, salah satunya adalah keraguan terhadap vaksin.

Tujuan: Menggambarkan persepsi masyarakat serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey menggunakan kuesioner, teknik pengambilan sampel secara purposive dan diperoleh sebanyak 227 responden. Pengumpulan data dilakukan secara daring menggunakan Google Form dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis isi.

Hasil: Dari 227 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, rata-rata responden telah memiliki persepsi yang benar mengenai Covid-19, ditunjukkan dengan rata-rata skor setiap variabel penilaian persepsi masyarakat terhadap vaksin di atas 1.136 dengan interpretasi Setuju dan Sangat Setuju pada setiap pernyataan yang diberikan. Faktor yang paling banyak dipertimbangkan oleh responden dalam menentukan keterlibatannya dalam program vaksinasi pemerintah adalah digratiskannya vaksin atau tidak, ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 1.373 dengan interpretasi Sangat Setuju. Alasan responden yang telah divaksin ingin mendapatkan vaksinasi antara lain karena ingin mencegah infeksi Covid-19 (61,5%), mengikuti aturan pemerintah (13,3%), syarat bepergian (5,0%), tuntutan tempat kerja (3,7%), keterpaksaan (2,8%), syarat administrasi (2,3%), syarat pemakaian fasilitas umum (0,9%), dan sisanya tidak menyertakan alasan (10,5%). Sedangkan alasan responden yang belum divaksin belum atau tidak ingin mendapatkan vaksinasi antara lain karena kondisi medis tertentu (22,2%), merasa vaksin adalah hal yang tidak perlu (11,1%), lebih percaya pada produk herbal (11,1%), takut jarum (11,1%), merasa tetap sehat walau tidak divaksin (11,1%), belum siap menerima vaksinasi (11,1%), dan sisanya tidak menyertakan alasan (22,2%).

Kesimpulan: Rata-rata responden dalam penelitian ini telah memiliki persepsi yang benar mengenai Covid-19 dan memiliki kesadaran yang tinggi untuk divaksinasi dengan tujuan untuk mencegah infeksi Covid-19.