GAMBARAN DIMENSI PENGALAMAN PASIEN BERDASARKAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. TADJUDDIN CHALID KOTA MAKASSAR TAHUN 2020

Kualitas pelayanan rumah sakit di Indonesia masih dirasakan kurang memuaskan,
beberapa keluhan yang muncul disebabkan karena adanya perbedaan persepsi mengenai
pelayanan yang dirasakan oleh pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Harrison et al (2015)
mengenai survei kepuasan pasien sering berisi pertanyaan yang gagal menggambarkan
dengan tepat sifat pengalaman perawatan. Kuesioner kepuasan pasien telah dikritik karena
gagal membedakan secara efektif antara praktik yang baik dan buruk karena mereka jarang
bertanya kepada pasien tentang nilai kepada mereka berdasarkan pelayanannya dan
diperdebatkan bahwa kuesioner seharusnya mencoba mengukur pengalaman pasien tentang
pelayanan mereka, dan kemudian menentukan bagaimana pengalaman tersebut terkait
kepuasan. Sehingga Kesesuaian antara harapan dan kenyataan dinilai pasien sangat
menentukan tingkat pengalaman pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui gambaran dimensi pengalaman pasien menggunakan
Importance Performance Analysis (IPA) di instalasi rawat inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid
Makassar.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif dan
pendekatan cross sectional untuk mengetahui gambaran dimensi pengalaman pasien
menggunakan analisis tingkat kepentingan dan kinerja di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr
Tadjuddin Chalid Makassar. Pengambilan sampel secara proportional stratified random
sampling dengan besar sampel sebanyak 94 responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 10 dimensi pengalaman pasien yang
terdiri dari 40 atribut. Dimensi pendaftaran rumah sakit yang tersebar pada kuadran B
sebanyak 2 atribut dan kuadran D sebanyak 2 atribut. Dimensi kondisi lingkungan rumah
sakit dan rawat inap terletak pada kuadran A sebanyak 5 atribut dan kuadran B sebanyak 1
atribut. Dimensi informasi dan komunikasi yang terletak pada kuadran B sebanyak 1 atribut
dan kuadran D sebanyak 3 atribut. Dimensi koordinasi pelayanan terletak pada kuadran C
sebanyak 1 atribut dan kuadran D sebanyak 2 atribut. Dimensi pelayanan perawat terletak
pada kuadran C sebanyak 1 atribut dan kuadran D sebanyak 4 atribut. Dimensi pelayanan
dokter terletak pada kuadran A sebanyak 2 atribut dan kuadran D sebanyak 2 atribut. Dimensi
penjelasan obat terletak pada kuadran A sebanyak 1 atribut, kuadran B sebanyak 1 atribut dan
kuadran C sebanyak 1 atribut. Dimensi keterlibatan keluarga dan teman terletak pada kuadran
C sebanyak 1 atribut dan kuadran D sebanyak 2. Dimensi dukungan emosional terletak pada
kuadran A sebanyak 1 atribut, kuadran C sebanyak 1 atribut dan kuadran D sebanyak 2
iii
atribut. Kesimpulan penelitian yaitu dari 40 atribut yang digunakan terdapat pada kuadran A
sebanyak 9 atribut, kuadran B sebanyak 5 atribut, kuadran C sebanyak 9 atribut dan kuadran
D sebanyak 17 atribut. Diharapkan pihak rumah sakit dapat melakukan perbaikan dan
peningkatan terhadap kualitas pelayanan di instalasi rawat inap yang belum baik dan
mempertahankan kualitas pelayanan yang sudah baik