MEREBUT RUANG DI PERKOTAAN SUATU STUDI ANTROPOLOGI TENTANG BENTOR = Occupiying Urban Space: An Anthropological Study as Modes of Transportation in Gorontalo City

ABSTRAK

ADE PERMANA. Merebut Ruang di Perkotaan: Suatu Studi Antropologi Sebagai Moda Transportasi di Kota (Dibimbing oleh Ansar Arifin Sebagai Promotor, Muhammad Basir Said Sebagai Co- Promotor I dan Tasrifin Tahara Sebagai Co- Promotor II)

Bentor sebagai agency dalam penelitian ini adalah salah satu moda transportasi yang keberadaan ilegal berdasarkan hukum formal serta sub ordinat dalam budaya perkotaan namun memiliki fungsi ekonomi, sosial, politik, kekerabatan, dan lain-lain dalam menciptakan keteraturan masyarakat di Kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan menemukan dan mengonstruksi teori atas realitas sosial berkenaan dengan kehadiran bentor sebagai agency memaknai ruang di Kota Gorontalo dengan berbagai relasi sosial yang berkaitan dengan ruang tersebut sehingga mendapat legitimasi dari masyarakat; menganalisis bentor sebagai agency mengembangkan berbagai strategi untuk merebut ruang di perkotaan; dan mengonstruksi sebuah teori berkenaan pemaknaan bentuk-bentuk budaya yang dikembangkan bentor dalam rangka memberikan justifikasi/pembenaran terhadap berbagai tindakan mereka sebagai agency dalam perebutan ruang di Kota Gorontalo.

Penelitian ini merupakan penelitian etnografi dengan menekankan kasus-kasus keseharian bentor sebagai agency di Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan, pengamatan, wawancara mendalam dengan informan, dan dokumentasi berkenaan kebudayaan yang menjadi fokus penelitian. Informan yakni juragan bentor, tukang bentor, penumpang bentor, aparat pemerintah dan kepolisian dan orang-orang yang terlibat dalam aktifitas berkaitan dengan eksistensi bentor di Kota Gorontalo.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kehadiran bentor sebagai moda transportasi seiring dinamika sosial ekonomi Kota Gorontalo, (2) Bentor menjadi sistem mata pencaharian yang dikelola dalam unit-unit usaha dalam skala kecil dan memiliki fungsi ekonomi bagi tukang bentor, juragan dan pemerintah daerah sebagai sumber pajak daerah, (3) Sebagai sebuah moda transportasi, bentor mudah dijumpai pada berbagai ruas jalan dan tempat-tempat mangkal (terminal) yang dibentuk oleh tukang bentor, (4) Meskipun memiliki fungsi sosial ekonomi, dalam struktur masyarakat Gorontalo, bentor dianggap sub ordinat dan tersematkan stigma sebagai moda transportasi ugal-ugalan di jalan, penyebab kemacetan, dan kenderaan yang parkir sembarang; (5) Sebagai sebuah moda transportasi, bentor mendapat legitimasi dalam struktur masyarakat karena memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dalam transportasi dalam kota, selaras dengan nilai-nilai budaya gambangi mao dan jalo loyota sebagai habitus dalam bertransportasi orang Gorontalo; dan (6) Dalam merebut ruang di Kota Gorontalo, bentor sebagai agency mengembangkan strategi dengan adaptasi dengan sistem global (online), moda transportasi berbasis kesetaraan gender, dan memiliki fungsi ekonomi, sosial, politik dan kekerabatan yang menguatkan eksistensi bentor dalam struktur masyarakat Gorontalo.

Kata Kunci: Bentor, Agency, Ruang Perkotaan, dan Legitimasi Struktur