PENGARUH PENAMBAHAN ABU TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BATAKO = THE EFFECT OF ADDING COCONUT SHELL ASH IN MAKING BRICKS

Berkembangnya pembangunan di Indonesia menyebabkan kebutuhan bahan bangunan semakin meningkat. Salah satu bahan bangunan yang banyak dibutuhkan dalam pembangunan hunian adalah batu bata. Namun batu bata merupakan material bangunan yang memberikan dampak merusak lingkungan karena bahan bakunya adalah tanah liat yang diambil dari lahan pertanian atau perbukitan. Dalam mengatasi hal ini, batako menjadi material alternatif pengganti batu bata. Sebagai material alternatif, banyak percobaan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas batako. Salah satunya ialah dengan menambahkan silika dalam campuran batako. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memanfaatkan kandungan silika yang terdapat dalam limbah abu tempurung kelapa (ATK). Metode yang dilakukan dalam penelitian ini ialah metode eksperimen dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm untuk dilakuakn pengujian kuat tekan dan daya serap air dengan mix design 1pc : 4ps, dimana campuran ini akan diberikan penambahan abu tempurung kelapa dengan variasi 3%, 6%, dan 9 % dari berat semen. Hasil pengujian menunjukkan Sampel batako normal memiliki nilai kuat tekan yang lebih tinggi dari sampel batako dengan variasi campuran ATK. Pada umur 28 hari, sampel batako normal memiliki nilai kuat tekan rata-rata 25,88 MPa, sampel dengan variasi ATK 3% memiliki nilai kuat tekan rata-rata 16,9 MPa, sampel dengan variasi ATK 6% memiliki nilai kuat tekan rata-rata 19,8 MPa, dan sampel dengan variasi 9% memiliki nilai kuat tekan rata-rata 23,51 MPa. Dimana semua sampel termasuk kedalam kategori bata beton tipe B berdasarkan SNI-03-0691-1999.

Kata kunci: Batako, Abu Tempurung Kelapa (ATK), Kuat Tekan, Daya Serap Air, Limbah