BENTUK DAN RUANG BALLA JAMBU DI BULUTANA GOWA DITINJAU DARI NILAI ARSITEKTUR TRADISIONAL = THE FORM AND SPACE OF THE JAMBU BALLA IN BULUTANA GOWA VIEW FROM TRADITIONAL ARCHITECTURAL VALUE

Andi Rizandi Syah Putra, D51116315, Bentuk, dan Ruang Balla Jambu Di Bulutana Gowa ditinjau dari Nilai Arsitektur Tradisional, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universtas Hasanuddin, Makassar, 2022.

Arsitektur tradisional kaya akan makna kehidupan yang diwujudkan dalam bentuk dan ruang bangunan. Hal ini pula dapat ditemukan pada arsitektur tradisional Sulawesi Selatan dengan budaya lokal Suku Bugis Makassar, salah satunya rumah adat Balla Jambu. Rumah Adat Balla Jambu berangkat dari suatu pandangan hidup ontologis dengan memahami rumah sebagai alam raya kecil dengan masing-masing makna dan nilai pada setiap bagian rumah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksplanasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik bentuk dan ruang Balla Jambu, dan mengeksplorasi makna rumah tradisional Balla Jambu ditinjau dari nilai arsitektur tradisional. Lokasi penelitian berada di kelurahan Bulutana, kecamatan Tinggimoncong, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Objek pada penelitian yaitu arsitektur Balla Jambu di Desa Bulutana. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive criteria dan snowball sampling. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tak terstruktur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik bentuk dari Balla Jambu yaitu berbentuk persegi empat dengan material kayu untuk badan bangunan dan material bambu untuk atap, disertai dengan 11 anak tangga, jendela yang sudah dimodifikasi, dan tiang yang terbuat dari kayu dengan salah satunya berasal dari pohon nangka. Kemudian, karakteristik ruang dari Balla Jambu yaitu secara vertikal terbagi atas tiga ruang yaitu ruang ternak, ruang keluarga, dan ruang lumbung padi; sedangkan secara horizontal terbagi menjadi tiga bagian yaitu ruang publik, ruang sakral, dan ruang privat. Makna bentuk arsitektur Balla Jambu menurut nilai falsafah yaitu menganut sulappa appa, sedangkan menurut nilai sosial Balla Jambu memperlihatkan sebuah perbedaan strata sosial, dan menurut nilai estetika penambahan ornamen daun jendela sebagai wujud penambahan keindahan pada Balla Jambu. Terakhir, makna ruang ditinjau dari nilai falsafah yaitu Balla Jambu sebagai mikrokosmos yang terdiri atas tiga alam, sedangkan dari nilai sosial ruang Balla Jambu terbagi atas tempat bagi manusia untuk beraktivitas sehari-hari dan aktivitas sosial masyarakat Bulutana, dan terakhir nilai estetika ruang dilihat dari penggunaan kayu dan sekat-sekat tanpa pintu berwarna cokelat dengan corak abstrak.

Keywords : arsitektur, Bugis, Makassar, Balla, bentuk, ruang, makna.