PENGARUH PENGARUH JENIS PELARUT DAN WAKTU EKTRAKSI TERHADAP KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK REBUNG BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris Schard.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMERI UV-VIS

NUR FADILAH. “Pengaruh Jenis Pelarut dan Waktu Ekstraksi Terhadap Kadar Flavonoid Total Ekstrak Rebung Bambu Kuning (Bambusa vulgaris Schard.) menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis” (dibimbing oleh Yayu Musliani Evary dan Ismail).
Bambusa vulgaris Schard merupakan jenis tanaman bambu yang ditandai dengan batang yang berwarna kuning, dapat tumbuh hingga mencapai 20 m, tegak atau berbiku-biku dan tidak terlalu rapat. Bagian rebung dari tanaman bambu merupakan bagian yang paling sering dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan makanan maupun obat tradisional. Rebung bambu kuning memiliki kandungan protein, lemak, flavonoid, polifenol dan vitamin E. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jenis pelarut dan lama waktu ekstraksi yang dilakukan terhadap kadar flavonoid total ekstrak rebung bambu kuning. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode UAE(Ultrasound Assisted Extraction) dengan variasi pelarut etanol 30% selama 30, 40 dan 50 menit, etanol 50% selama 30,40, 50 menit dan etanol 70% selama 30,40 dan 50 menit. Hasil kadar flavonoid total tertinggi diperoleh pada variasi pelarut etanol 30% selama 50 menit yakni 3,119 mgQE/g dan perolehan kadar flavonoid total terendah pada variasi etanol 70% selama 30 menit yakni 1,596 mgQE/g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi jenis pelarut dan lama waktu ekstraksi tidak berbeda nyata (p> 0,05).