HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN ANGKATAN 2019

Gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup banyak dihadapi oleh seorang wanita, terutama pada usia remaja. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus menstruasi atau jumlah dan lamanya menstruasi (Winkjosastro 2015). Mahasiswi sangat rentan mengalami stress kademik diakibatkan oleh tuntutan dari rutinitas belajar dalam dunia perkuliahan, tuntutan untuk berpikir lebih tinggi dan kritis, kehidupan yang mandiri, serta berperan serta dalam kehidupan sosial bermasyarakat (Hicks dan Heastie, 2008). Dalam penelitian yang dilakukan Tombokan pada tahun 2016 mengenai hubungan antara stress dan pola siklus menstruasi pada Mahasiswi Kepaniteraan Klinik, didapatkan hasil sebanyak 30 responden mengalami dismenorea (88,2%). Dismenorea yang paling sering terjadi ialah dismenorea primer, yang dialami oleh lebih dari 50% wanita dan 10-15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat hingga mengganggu aktivitas dan rutinitas. Tujuan: Untuk mengatahui adanya hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2019. Metode: Data diambil dengan menggunakan kuesioner mengenai stress dan siklus menstruasi. Sampel: Jumlah sampel diambil berdasarkan total sampling yaitu sebanyak 136 orang. Hasil Penelitian: Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square test, didapatkan hasil bahwa nilai p-value sebesar 0.07 > 0.05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2019.