HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERIAN MPASI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA USIA 6-23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTOKASSI KABUPATEN TAKALAR = THE CORRELATIONS OF COMPLEMENTARY FEEDING ON STUNTING INCIDENCE OF TODDLERS 6-23 MONTHS IN PUSKESMAS BONTOKASSI TAKALAR


Maharani, Safira (2022) HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERIAN MPASI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA USIA 6-23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTOKASSI KABUPATEN TAKALAR = THE CORRELATIONS OF COMPLEMENTARY FEEDING ON STUNTING INCIDENCE OF TODDLERS 6-23 MONTHS IN PUSKESMAS BONTOKASSI TAKALAR. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
K021181006_skripsi_18-08-2022 cover1.png

Download (118kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
K021181006_skripsi_18-08-2022 1-2.pdf

Download (769kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
K021181006_skripsi_18-08-2022 dp.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
K021181006_skripsi_18-08-2022.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

Pendahuluan: Periode baduta adalah Windows of Oppurtunity, pada periode ini diperlukan asupan gizi yang seimbang dari segi kuantitas dan kualitasnya untuk mencapai berat dan tinggi badan yang optimal. Gizi buruk atau malnutrisi yang terjadi pada masa baduta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Hal Ini dapat berdampak negatif pada status kesehatan baduta di masa depan (dewasa). Tujuan: Mengetahui hubungan praktik pemberian MPASI terhadap kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan. Bahan dan Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 150 baduta di wilayah kerja puskesmas bontokassi kabupaten takalar. Praktik pemberian MPASI diukur dengan menggunakan kuesioner dan menentukan nilai Z-Score anak usia 6-23 bulan digunakan aplikasi WHO-AnthroPlus. Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa usia pertama pemberian MPASI (p=1,000), frekuensi MPASI (p=0,124), tekstur MPASI (p=1,000), dan jumlah MPASI (p=0,330) tidak berhubungan terhadap kejadian stunting. Namun, Jenis MPASI (p=0,006) berhubungan dengan kejadian stunting. Kesimpulan: Praktik pemberian MPASI pada baduta usia 6-23 bulan yang meliputi usia pertama pemberian MPASI, frekuensi MPASI, jumlah MPASI, dan terkstur MPASI tidak memiliki hubungan terhadap kejadian stunting. Praktik pemberian MPASI yang berhubungan terhadap kejadian stunting adalah jenis MPASI.

Kata kunci : Baduta Usia 6-23 Bulan, MPASI, Stunting

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Baduta Usia 6-23 Bulan, MPASI, Stunting
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kesehatan Masyarakat > Ilmu Gizi
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 24 Aug 2022 02:58
Last Modified: 24 Aug 2022 02:58
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/18383

Actions (login required)

View Item
View Item