Keterlibatan Perempuan dalam kontestasi Politik (Studi tentang pandangan Masyarakat terhadap keterlibatan perempuan dalam pemilihan walikota Makassar 2020)

ABSTRAK
Gustiani. E111 16 013, dengan judul Skripsi “Keterlibatan Perempuan Dalam Kontestasi Politik: Studi Tentang Keterlibatan Perempuan Dalam Pemilihan Walikota Makassar”. Di bawah bimbingan Ibu Dr. Ariana Yunus, S. Ip. M.Si selaku pembimbing I dan Bapak A. Ali Armonanto, S.IP. M.Si sebagai pembimbing II
Perempuan merupakan mahluk yang diberikan begitu banyak anugrah, keterlibatannya dalam segala aspek kehidupan mempunyai hal tersendiri seperti halnya dalam dunia politik, sebuah keniscayaan untuk menggakomodir segala kepentingan perempuan dalam kebijakannya untuk memberi hal baru bagi dunia politik. Keterlibatan perempuan yakni dalam pemilihan walikota dan wakil walikota Makassar belum bisa dikatakan sukses. Dengan melihat dari dua priode pemilihan walikota Makassar yakni 2013 dan 2018 belum ada perempuan yang berhasil lolos menjabat sebagai walikota maupun wakil walikota, yakni jumlah penduduk dengan jumlah pemilih perempuan lebih tinggi.
Sehingga penelitian ini diadakan agar bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi atau pandangan masyarakat terkait keterlibatan perempuan dalam pemilihan walikota dan wakil walikota Makassar, tepatnya di Kecamatan Tamalate dengan batas wilayah penelitian yakni kelurahan Pabaeng-Baeng dan Kelurahan Mangasa. Metode yang digunakan adalah metode Deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yakni proses wawancara mendalam kepada beberapa informan serta dari sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat dengan adanya perempuan yang kemudian terlibat dalam kontestasi politik khususnya dalam pemilihan walikota dan wakil walikota makassar dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor diantaranya kultur atau budaya dimana beberapa masyarakat pada umumnya masi memengang teguh “Siri’” atau Ade’ yakni terkait perempuan yang bekerja di luar rumah atau Wari (aturan ketatalaksanaan yang mengatur segala sesuatu yang berkenan dengan kewajaran). Kemudian “Rapang” (kejadian masalalu adalah teladan untuk masa kini) dan ada beberapa masyarakat yang belum mengetahui tentang UU kuota 30% perempuan.

Kata Kunci: Perempuan dan Politik