ANALISIS TINGKAT KEKRITISAN LAHAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KABUPATEN GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Lahan kritis cenderung bertambah setiap tahunnya. Lahan kritis muncul akibat dari beberapa faktor diantaranya penutupan lahan, kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi, dan manajemen lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung luas kekritisan lahan di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi. Metode yang digunakan adalah metode overlay, skoring serta pembobotan. Hasil pengolahan data, tingkat kekritisan lahan di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan dibagi lima kelas yaitu sangat kritis seluas 23.806,36 ha (13,35%), kritis seluas 29.147,38 ha (16,34%), agak kritis seluas 70.981,35 ha (39,80%), potensial kritis seluas 35.646,08 ha (19,99%), dan tidak kritis seluas 18.300,17 ha (10,26%). Pada kawasan hutan lindung didominasi oleh lahan kritis seluas 15.666,46 ha. Pada kawasan budidaya pertanian didominasi oleh lahan agak kritis seluas 25.372,73 ha. Pada kawasan lindung di luar kawasan hutan didominasi oleh lahan agak kritis seluas 32.621,26 ha. Dapat disimpulkan bahwa kerapatan penutupan lahan berperan pada kawasan lindung di luar kawasan hutan dan kawasan hutan, sedangkan tingkat produktivitas berpengaruh pada kawasan budidaya pertanian.