Erdiana, Arini Putri (2022) Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Pluronic® 127 dan Pluronic® 68 Terhadap Karakteristik Fisik dan Profil Pelepasan Metronidazole Pada Formulasi Gel Mata In Situ Thermosensitive = The Effect of Comparison of Pluronic® 127 and Pluronic® 68 Concentrations on Physical Characteristics and Release Profile of Metronidazole in Thermosensitive In Situ Eye Gel Formulation. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
N011171017_skripsi_cover1.jpg
Download (374kB) | Preview
N011171017_skripsi_bab 1-2.pdf
Download (666kB)
N011171017_skripsi_daftar pustaka.pdf
Download (342kB)
N011171017_skripsi.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
ARINI PUTRI ERDIANA. Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Pluronic® 127 dan Pluronic® 68 Terhadap Karakteristik Fisik dan Profil Pelepasan Metronidazole Pada Formulasi Gel Mata In Situ Thermosensitive (dibimbing oleh Andi Dian Permana dan Achmad Himawan).
Keratitis acanthamoeba adalah salah satu jenis infeksi yang terjadi pada mata akibat infeksi amuba acanthamoeba. Metronidazole adalah antibiotik topikal yang biasa digunakan untuk menangani penyakit ini dalam bentuk sediaan tetes mata dengan konsetrasi 0,5% b/v. Namun sediaan tetes mata memiliki waktu retensi obat sangat singkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan sistem pembentukan gel in situ themosensitive dalam mengatasi masalah tersebut. Pluronic® adalah polimer yang digunakan dalam membentuk sistem gel in situ thermosensitive. Namun, rendahnya suhu gelasi pada gel in situ thermosensitive menggunakan Pluronic® 127 mengakibatkan perlunya kombinasi Pluronic® 127 dengan Pluronic® 68. Penelitian ini bertujuan untuk mengevalusi pengaruh perbandingan konsentrasi Pluronic® 127 dan Pluronic® 68 terhadap karakteristik fisik dan profil pelepasan metronidazole pada formulasi gel mata in situ thermosensitive. Formula gel In Situ dibuat dengan menggunakan kombinasi Pluronic® 127 dan Pluronic® 68 dengan 5 perbandingan konsentrasi yaitu F1 (0%:20%), F2 (5%:15%), F3 (10%:10%), F4 (15%:5%), dan F5 (20%:0%). Evaluasi yang dilakukan meliputi suhu gelasi, pH, viskositas, uji permeasi, serta retensi kornea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sterilisasi tidak mempengaruhi suhu gelasi, pH, maupun viskositas sediaan. Dari hasil evaluasi, diperoleh suhu gelasi 24 oC -73 oC, pH 5,31-6,65, viskositas sebelum gelasi 102-224 cPs, viskositas sesudah gelasi 17.400-29.900 cPs, persen permeasi setelah 24 jam 21,58%-102,72%, serta persen retensi sebesar 0-21,85%. Berdasarkan analisis statistika, perbandingan konsentrasi Pluronic® menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap suhu gelasi dan proses sterilisasi tidak mempengaruhi secara signifikan suhu gelasi. F4 adalah formula terbaik yang memiliki suhu gelasi yang sesuai dengan suhu fisiologis mata, mampu mengontrol pelepasan metronidazole sebesar 30,31% setelah 24 jam dan memiliki retensi paling baik pada mata yaitu sebesar 21,85% setelah 24 jam secara in vitro.
Keywords : Gel in situ thermosensitive, Metronidazole, Pluronic®.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | Q Science > Q Science (General) |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 25 Apr 2022 02:16 |
Last Modified: | 25 Apr 2022 02:16 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/15727 |