STRATEGI PELIBATAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH, Studi : Kabupaten Jeneponto = THE STRATEGY OF INVOLVING STAKEHOLDERS IN WASTE MANAGEMENT Study : Jeneponto District,

MARHUMAH. STRATEGI PELIBATAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH, Studi : Kabupaten Jeneponto (dibimbing oleh Darmawan Salman dan Didi Rukmana).

Pemangku kepentingan dipandang sebagai komponen penting dari pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang baik.. Dalam pengelolaan persampahan yang rumit, terdapat beragam pemangku kepentingan yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung. Pengelolaan sampah pada dasarnya melibatkan pemangku kepentingan terdiri dari masyarakat penghasil sampah, LSM, pihak swasta, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Masing-masing pemangku kepentingan tersebut memiliki peran dalam pengelolaan persampahan. Penelitian ini bertujuan Menganalisis kondisi persampahan di Kabupaten Jeneponto saat ini juga kondisi pengelolaan sampah yang berjalan di Kabupaten Jeneponto selama ini dan mendesain strategi pelibatan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah yang lebih efektif di Kabupaten jeneponto. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dengan observasi,wawancara dan dokumentasi kemudian dibuat penyerderhanaan melalui seleksi, pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna. Hasil penelitian ini menunjukkan Pemangku kepentingan yang ada dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Jeneponto memiliki pengaruh dan kepentingan diantaranya adalah : Dinas Lingkungan Hidup bidang kebersihan sebagai otoritas daerah yang memberikan sarana, prasarana persampahan, dan bantuan sosialisasi peduli lingkungan, pengurangan sampah, pengomposan dan bank sampah pada masyarakat. Pemerintah Desa memiliki kepentingan sebagai pendukung yang menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah pada strata pemerintah desa termasuk program Dinas Lingkungan Hidup yaitu dalam pengelolaan sampah. Nasabah dan pengepul berkepentingan dalam penyedia dan suplai timbulan sampah yang memiliki keuntungan dan nilai jual. Pemulung berkepentingan di TPA maupun di jalan dan sekitar pemukiman, kantor dan pertokoan berperan mengurangi jumlah timbulan sampah disumber dan dapat mengurangi jumlah sampah yang berserakan. Masyarakat memiliki kepentingan sebagai pelaku utama penghasil sampah rumah tangga yang akan menjadi penerima manfaat dan dampak dalam pengelolaan sampah nantinya. Pemangku kepentingan yang terlibat memiliki kontribusi terhadap kondisi persampahan Kabupaten Jeneponto yang belum mencapai standar yang seharusnya. Karena tingkat pelayanan yang rendah ada di daerah- daerah yang sulit untuk dijangkau dengan sarana prasarana persampahan yang ada, seperti di daerah bantaran sungai atau daerah

dengan kemiringan lahan yang cukup tinggi. Sistem pengelolaan sampah Kabupaten Jeneponto umumnya masih menerapakan sistem kumpul- angkut-buang.namun proses pengelolaan sampah dengan sistem 3R sudah diterapkan di beberapa sumber sampah seperti di pemukiman atau perumahan di sekolah di perkantoran walaupun belum mencakup secara keseluruhan wilayah di ibukota Kabupaten Jeneponto . Pihak DLH kewalahan lantaran volume sampah yang banyak, karena belum adanya perubahan perlakuan masyarakat terhadap penanganan sampah disekitarnya.
Keywords : Pemangku Kepentingan, Kabupaten Jeneponto, Dinas Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah