EKSISTENSI WARUNG KOPI SEBAGAI KONSEP RUANG PUBLIK DI KOTA MAKASSAR


Haryanto, Haryanto (2020) EKSISTENSI WARUNG KOPI SEBAGAI KONSEP RUANG PUBLIK DI KOTA MAKASSAR. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of cover]
Preview
Image (cover)
P1300315006_disertasi_Cover1.jpg

Download (196kB) | Preview
[thumbnail of bab 1-2] Text (bab 1-2)
P1300315006_disertasi_Bab 1-2.pdf

Download (813kB)
[thumbnail of daftar pustaka] Text (daftar pustaka)
P1300315006_disertasi_Daftar Pustaka.pdf

Download (295kB)
[thumbnail of full text] Text (full text)
P1300315006_disertasi.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)

Abstract (Abstrak)

Warung kopi di Kota Makassar sudah ada sejak zaman Kolonial dan keberadaannya
sampai saat ini berkembang mengikuti zaman. Penelitian ini bertujuan (1)
Mengeksplorasi keberadaan, fungsi, warung kopi dan mengetahui tipologi sebagai
bentuk sifat dasar ekspresi visual bangunan warung kopi di kota Makassar (2)
memetakan dan menginterpretasikan pola interaksi aktifitas yang terjadi berdasarkan
fenomena arsitektur perilaku masyarakat pengguna warung kopi dan (3) Menemukan
eksistensi warung kopi sebagai konsep ruang publik yang diselaraskan dengan teoriteori
arsitektur yaitu fungsi, wujud dan ruang perilaku warung kopi di Kota Makassar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi dengan
teknik analisis eksploratif didukung analisis place centered mapping. Data diperoleh
melalui observasi fisik, wawancara mendalam dan ditunjang dengan pergerakan
perilaku manusia di warung kopi yang diinterpretasikan menggunakan teori-teori
arsitektur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, bahwa keberadaan warung kopi di Kota
Makassar terbagi tiga periode waktu yaitu periode waktu yaitu tahun 1920-1959, 1960-
1999, periode milenial 2000 sampai sekarang. Keberadaan warung kopi secara
kuantitas 842 warung di 233 titik jalan yang dipengaruhi oleh faktor potensi lingkungan
sekitar. Fungsi warung kopi di Kota Makassar merupakan tempat kedua dan ketiga,
mengukuhkan keberadaan masyarakat dengan bertemunya beragam status sosial,
kultur dan identitas komunitas yang multikultur. Klasifikasi warung kopi Kota Makassar
menunjukkan empat tipe dengan sepuluh wujud dan fungsi sebagai tempat sumber
informasi, tempat belajar dan tempat berkumpul komunitas. Kedua setiap tipe warung
kopi di Kota Makassar mewadahi pola perilaku yang berbeda baik itu pengunjung
maupun pengelola, dengan setting perilaku dan faktor sosial serta karakter pengelolaan
yang berbeda. Ketiga, setiap tipe warung kopi menunjukkan place attachment yang
berbeda-beda yang merepresentasikan konsep ruang publik.
Penelitian ini menemukan bahwa warung kopi di Kota Makassar merupakan
representasi konsep ruang publik sebagai ruang bebas bagi setiap pengguna, sebagai
ruang multifungsi, ruang berekspresi dalam kegiatan, tempat pertemuan dan ruang
diskusi. Dalam temuan penelitian ini menggambarkan teori tempat ketiga (Oldenberg,
1999) pada konsep tempat ketiga dimana karakteristik warung kopi adalah percakapan
merupakan akses utama, tempat yang mudah diakses oleh setiap orang, pengguna
memberi karakter ruang, struktur fisik menjadi bagian berinteraksi, suasana yang
menyenangkan setiap pengunjung, bagi masyarakat Kota makassar warung kopi
merupakan sarana publik yang memenuhi aktifitas dipersepsikan sebagai tempat ketiga
setelah rumah dan tempat kerja. Temuan ini mengembangkan teori Rafael Moneo
(1979) ada tiga unsur pengembangan terjadi pada kesamaan fungsi objek menjadikan
warung kopi sebagai tempat bertukar informasi, tempat bekerja dalam pencarian hidup,
tempat bersosialisasi untuk waktu luang sedang pada kesamaan bentuk dasar objek
warung kopi dikelompokkan berdasar pada keempat tipe yang duitemukan dilapangan,
perbedaan klasifikasi warung kopi yang ada di Kota Makassar berhubungan dengan
seyiap perbincangan yang ada di warung kopi oleh pengunjung. Temuan ini
mengembangkan teori F.DK Ching (1979) warung kopi Kota Makassar ditemukan
warung kopi pada posisi di area parkiran, area pedestrian, diatas riol kota, pusat
perbelanjaan dan area ruang terbuka hijau sedangkan dalam sosok ditemukan warung
kopi wujud bangunan gedung, rumah toko, rumah tinggal, teras rumah dan warung kopi
berkonsep arsitektur. Temuan ini mengembangkan teori ruang publik Darmawan (2006)
diartikan bahwa representatif ruang publik ditandai pada tiga nilai berdasarkan sifat
kualitas utama se buah ruang yaitu responsive adalah kepuasan, kegiatan kepentingan
luas, keseimbangan, pada democratis adalah menerima semua kelompok latar
belakang sosial ekonomi budaya dan ruang bersama, pada meaningful adalah
kehidupan pengguna, hubungan tempat dan pengalaman berharga. Temuan ini
mengembangkan teori ruang publik Carmona (2008) bahwa bagi masyarakat Kota
Makassar kebutuhan akan ruang public semakin tinggi berdasarkan kepada fungsi
ruang publik di warung kopi melalui private space berupa halaman, ruang dalam dan
ruang terbuka dan ambiquous space berupa balai petemuan, tempat dan tempat
diskusi. Sedangkan pada pengembangan teori sauter dan huttenmoser (2008)
integritas sosial ruang publik dalam warung kopi mempergunakan tiga dimensi dalam
kajian ruang publik yaitu dimensi struktural penggunaan ruang sebagai tempat
berinteraksi dan berekspresi, dimensi interaktif terkait topik dan perbincangan yang tak
terputus serta dimensi subjektif terkait kepuasan personal dalam pengelolaan
lingkungan. Akses keterbukaan komunikasi tatap muka dalam fisik ruang warung kopi
merepresentasikan eksitensinya sebagai ruang publik di Kota Makassar

Item Type: Thesis (Disertasi)
Uncontrolled Keywords: Eksistensi, Fenomenologi, Ruang Publik, Warung Kopi, Kota Makassar.
Subjects: T Technology > TH Building construction
Depositing User: Kamaluddin
Date Deposited: 31 Mar 2022 02:11
Last Modified: 31 Mar 2022 02:11
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/14857

Actions (login required)

View Item
View Item