EFEK HEPATOPROTEKTIF KOMBINASI INFUS DAUN PALIASA (Kleinhovia hospita Linn) DAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) PADA MENCIT (Mus musculus) DENGAN PARAMETER SGPT DAN SGOT

Telah dilakukan penelitian efek hepatoprotektif kombinasi infus
daun paliasa (Kleinhovia hospita Linn) dan rimpang temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb) terhadap kadar SGPT dan SGOT pada mencit (Mus
musculus) jantan yang diinduksi parasetamol dosis tinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari efek kombinasi infus daun paliasa dan
rimpang temulawak terhadap kadar SGPT dan SGOT serta menentukan
dosis kombinasi yang efektif. Mencit yang digunakan sebanyak 21 ekor
yang dibagi dalam 7 kelompok, yaitu kelompok I diberi air suling,
Kelompok II diberi parasetamol 300 mg/kg BB mencit secara oral.
Kelompok III diberi infus paliasa 5 g/Kg BB mencit, kelompok IV diberi
infus temulawak 5 g/Kg BB mencit, dan kelompok V, VI, VII diberi
kombinasi infus daun paliasa dan temulawak dengan dosis masingmasing (2,5 : 2,5) g/Kg BB mencit, (1,67 : 3,33) g/Kg BB mencit, dan (3,33
: 1,67) g/Kg BB mencit dengan volume pemberian secara oral 1 ml/30 g
bobot badan. Hasil kadar SGPT dan SGOT terhadap sel hati mencit
menunjukkan bahwa kombinasi infus daun paliasa dan rimpang
temulawak pada semua dosis perlakuan sangat signifikan dalam
menghambat hepatotoksisitas parasetamol. Hasil analisis menunjukkan
bahwa kombinasi infus paliasa : temulawak (1,67 : 3,33) g/Kg BB mencit
merupakan dosis yang optimal yang dapat menurunkan kadar SGPT dan
SGOT akibat induksi parasetamol dosis tinggi.