Noviantika, Vania (2020) Analisis Hubungan Perilaku Sedentari dengan Tekanan Darah Tinggi, Obesitas Sentral, dan Glukosa Darah Puasa Terganggu Sebagai Komponen Sindrom Metabolik pada Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2017. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
C011171595_skripsi COVER1.png
Download (198kB) | Preview
C011171595_skripsi 1-2.pdf
Download (1MB)
C011171595_skripsi DP.pdf
Download (1MB)
C011171595_skripsi.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Latar belakang: Sindrom metabolik merupakan kumpulan abnormalitas yaitu adanya 3 dari 5 kriteria diantaranya obesitas sentral, glukosa darah puasa atau toleransi glukosa terganggu, dislipidemia (penurunan HDL kolesterol dan peningkatan trigliserida), dan hipertensi. Keadaan ini dapat memicu penyakit lain dengan perlangsungan kronis dan beban penyakit yang besar di masa depan jika tidak ditangani dengan baik. Prevalensi sindrom metabolik dapat dipastikan cenderung meningkat dengan meningkatnya kejadian obesitas sentral. Peningkatan prevalensi sindrom metabolik berkaitan dengan perubahan gaya hidup, seperti perubahan pola makan dan aktivitas fisik termasuk perilaku sedentari. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Ada 176 sampel dalam penelitian ini dengan rentang usia 17-22 tahun. Perilaku menetap diukur dengan IPAQ (International Physical Activity Questionnaire Long Last 7 Days Self-Administered Format). Obesitas sentral diukur dengan pemeriksaan lingkar pinggang, glukosa darah puasa diukur dengan glukometer dengan metode POCT dan tekanan darah diukur menggunakan monitor tekanan darah otomatis. Hasil penelitian: penelitian ini menunjukkan bahwa obesitas sentral (38,6%) lebih banyak ditemukan daripada tekanan darah tinggi (16,5%) dan glukosa darah puasa terganggu (0%). Kecenderungan ini didominasi oleh jenis kelamin perempuan. Setelah diuji dengan variabel perilaku, hasil menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dan perilaku sedentari (p = 0,125). Uji chi-square juga menunjukkan tidak ada korelasi antara perilaku menetap dan obesitas sentral (p = 0,492). Sementara itu, uji Spearman rho menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perilaku sedentari dengan tekanan darah tinggi (p <0,05). Kesimpulan : Perilaku sedentari berkorelasi dengan tekanan darah tinggi tetapi tidak berkorelasi secara signifikan dengan obesitas sentral—perempuan mendominasi kecenderungan perilaku sedentari dan abnormalitas metabolik tekanan darah tinggi dan obesitas sentral) pada penelitian ini. Dengan demikian, jenis kelamin perempuan lebih rentan mengalami sindrom metabolik dibandingkan laki-laki
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 17 Dec 2020 05:14 |
Last Modified: | 06 Nov 2024 04:35 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/1431 |