Analisis Tingkat Kepadatan Ternak untuk Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabouaten Takalar

Salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang menjadi pusat pengembangan peternakan sapi potong adalah di Kabupaten Takalar. Beternak sapi potong di daerah ini merupakan kegiatan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, karena usaha ternak sapi potong sudah dilakukan sejak lama secara turun-temurun. Namun sebagian besar masyarakat melakukan usaha peternakan sapi potong sebagai usaha sampingan yang dikelola secara tradisional. Potensi pengembangan ternak sapi di daerah ini masih cukup besar, topografi yang mendukung, juga lahan kosong masih tersedia cukup luas. Salah satu upaya pengembangan dan pembangunan sektor peternakan di Kabupaten Takalar dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan seluruh sumberdaya yang dimiliki. Kecamatan Polongbangkeng Utara merupakan salah satu dari 8 kecamatan yang ada di Kabupaten Takalar yang mendapatkan bantuan APBNP melalui program Pemerintah dengan memberikan bantuan ternak sapi potong yang diberikan kepada kelompok peternak (masyarakat). Dengan adanya bantuan dari APBNP maka diharapkan kepada kelompok peternak sapi potong dapat berkembang, populasi ternak sapi meningkat dan kesejahteraan peternak meningkat. Hasil penelitian menggunakan Analisis Location Quotient (LQ) tentang potensi wilayah untuk pengembangan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Polobangkeng Utara, Kabupaten Takalar menunjukkan dari 6 kelurahan dan 12 desa memiliki sembilan desa/kelurahan yang merupakan daerah overspecialization, yaitu Desa/Kelurahan Parangluara, Kampung Beru, Towata, Barugaya, Ko’mara, Timbuseng, Parang Baddo, Balangtanaya, dan Kale Ko’mara. Dengan demikian dapat dikatakan Kecamatan Polobangkeng Utara berpotensi untuk dikembangkan sebagai sentra produksi ternak usaha sapi potong, karena Kecamatan Polobangkeng Utara merupakan salah satu sector basis sapi potong terbesar yang berada di Sulawesi Selatan sehingga potensi ternak sapi potong tidak hanya dapat dikembangkan untuk kebutuhan di daerah itu sendiri melainkan juga dapat memenuhi di daerah sekitarnya, dengan melihat jumlah populasi ternak dan luas lahan yang tersedia di wilayah tersebut memungkinkan untuk dikembangkan