Fauziah, Henny (2021) Analisis Kadar Inteferon Gamma dan Antibodi Spike Receptor Binding Domain Severe Acute Respiratory Coronavirus 2 Pada Pasien Coronaviru Disease 19. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
C085171001_tesis_24-02-2022 cover.png
Download (223kB) | Preview
C085171001_tesis_24-02-2022 1-2.pdf
Download (983kB)
C085171001_tesis_24-02-2022 dp.pdf
Download (323kB)
C085171001_tesis_24-02-2022.pdf
Restricted to Repository staff only until 1 January 2027.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit infeksi
saluran nafas yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS CoV-2) yang menyebabkan perubahan baik dari segi jumlah dan fungsi dari sistem imun innate dan adaptive. Interferon gamma mengatur aktivasi kekebalan sistem innate dan memediasi kekebalan
sistem imun adaptive Interferon gamma dihasilkan dari beberapa sel yang terinfeksi salah satunya adalah sel T CD8 dan CD4 yang akan mengaktivasi sel B menghasilkan antibodi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional bertujuan melihat korelasi kadar interferon gamma dan antibodi S-RBD SARS CoV-2 pada pasien COVID-19 terdiri dari 41 sampel non severe dan 29 sampel severe COVID-19. Kadar interferon gamma diperiksa dengan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) menggunakan Human IFN gamma Bioassay, sedang antibodi S-RBD SARS CoV-2 kuantitatif menggunakan metode ECLIA dengan alat COBAS e411 pada
saat pasien masuk RS untuk pasien rawat inap dan saat pasien melakukan pemeriksaan pertama untuk pasien rawat jalan. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square, uji Mann-Whitney dan uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian ini menunjukan hubungan bermakna kadar
Interferon gamma dengan kasus nonsevere dan severe (p= <0,001).Tidak ditemukan hubungan yang bermakna pada kadar antibodi S-RBD SARS CoV-2 terhadap jumlah subjek nonsevere dan severe COVID-19 (p=0,238).
Tidak ditemukannya korelasi antara kadar interferon gamma dan antibodi S-RBD SARS CoV-2 pada pasien nonsevere (p=0,081) dan severe (p=0,208).
Kesimpulan peningkatan kadar Interferon gamma lebih tinggi pada kasus nonsevere dibanding severe, tidak ditemukannya korelasi kadar Interferon gamma dan antibodi S-RBD SARS CoV-2.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RB Pathology |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Patologi Klinik |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 07 Mar 2022 01:32 |
Last Modified: | 07 Mar 2022 01:32 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/13658 |