Dirga, Putra Irianto Sanjaya (2022) Pengaruh Pemberian Sulfadiazin Dosis Tinggi Terhadap Pengamatan Struktur Glomerulus Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Sebagai Salah Satu Parameter Dalam Hewan Model Nefrotoksik. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
N011181521_skripsi_04-02-2022 cover1.jpg
Download (352kB) | Preview
N011181521_skripsi_04-02-2022 BAB 1-2.pdf
Download (565kB)
N011181521_skripsi_04-02-2022 DP.pdf
Download (136kB)
N011181521_skripsi_04-02-2022.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Gagal ginjal akut (GGA) merupakan kondisi klinis penurunan cepat (dalam jam hingga 6 minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya berlangsung reversibel, diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen, dengan/ tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal akut yakni pemberian obat-obatan. Salah satu obat golongan sulfonamida yakni sulfadiazin yang digunakan sebagai bakteristatik pada penanganan profilaksis demam reumatik dan penanganan toxoplasmosis. Bahwa penggunaan obat ini dapat menyebabkan terjadinya kristaluria. Model hewan coba selama bertahun-tahun telah banyak berperan penting terhadap penemuan ilmiah, guna mempelajari serta memahami pengaruh lingkungan maupun gen terhadap patogenesis suatu penyakit Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengeruh pemberian sulfadiazin terhadap struktur glomerulus ginjal tikus putih jantan (Rattus norvegicus) menggunakan jenis studi analitik dengan desain eksperimental pada tikus jantan (Rattus norvegicus) yang terdiri dari empat perlakuan dengan 5 hewan coba tiap perlakuan. Penelitian ini terdiri dari kelompok kontrol negatif dengan pemberian NaCMC 1% dan 3 kelompok perlakuan dengan variasi dosis sulfadiazin antara lain, perlakuan I (SDZ 99,22 mg/200gBB tikus), perlakuan II (124 mg/200gBB tikus), dan perlakuan III (148,8 mg/200gBB tikus) dengan durasi pemberian sekitar 14 hari kemudian dilakukan pembedahan dengan mengambil organ ginjal guna proses pengamatan histopatologi dari struktur glomerulus. Dari hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan I dan II memiliki efek toksisitas lebih kuat dibanding perlakuan III terhadap perubahan histologi dari struktur glomerulus ginjal tikus putih (Rattus norvegicus), hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata skoring pada tiap perlakuan yakni perlakuan I(1), perlakuan II(1), dan perlakuan III(0,4) dari perlakuan III yang mengalami penurunan dan juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan (P>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan SDZ belum optimal digunakan sebagai penginduksi model nefrotoksik pada tikus.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Depositing User: | Dr. Iskandar Iskandar |
Date Deposited: | 21 Feb 2022 00:58 |
Last Modified: | 21 Feb 2022 00:58 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/13462 |