Perbedaan Eksistensi Tokoh Perempuan dalam novel Perempuan Berkalung Sorban dan Novel Kartini Karya Abidah El Khalieqy = The Differences Of Female Characters In Abidah El Khalieqy's Novel Perempuan Berkalung Sorban And Kartini

SITTI SAPIA. Perbedaan Eksistensi Tokoh Perempuan dalam Novel Perembuan Berkalung Sorban dan Novel Kartini Karya Abidah El Khalieqy (dibimbing oleh AB Takko Bandung dan Prasuri Kuswarini).
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perbedaan cara bereksistensi tokoh perempuan dalam novel Perempuan Berkalung Sorban dan Novel Kartini Karya Abidah El Khalieqy . Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode studi pustaka. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data-data yang berupa kata, frasa, kalimat, dan paragraph yang berkaitan langsung dengan penggambaran tokoh perempuan, ketidakadilan gender, dan eksistensialisme. Sementara, data sekunder dalam penelitian ini adalah teori-teori, buku-buku, artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan dengan penggambaran tokoh perempuan, ketidakadilan gender dan eksistensi tokoh perempuan.Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan eksistensi tokoh perempuan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada bentuk eksistensi kedua tokoh perempuan. Bentuk eksistensi tokoh Annisa dalam novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy yaitu 1) melawan segala bentuk penindasan perempuan yang dilakukan oleh laki-laki dan aturan pesantren melalui krtik, perlawanan secara fisik, hingga bercerai dengan suaminya yang menindasnya, 2) menjadi perempuan yang berpendidikan dengan melanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan dan aktif di organisasi kampusnya maupun diluar kampusnya. 3) menjadi motivator bagi perempuan lainnya baik diranah public maupun secara personal. Sementara, bentuk eksistensi tokoh Kartini dalam novel Kartini karya Abidah El Khalieqy yaitu: 1) melawan budaya pingit yang memenjarakan hak dan peran perempuan dengan mengisi waktu pingitannya dengan cara belajar dan menambah ilmu pengetahuannya , 2) Karya-karyanya berupa artikel yang ditulisnya saat masa pigitan berhasil dimuat di Koran dan juga majalah. 3) mendirikan sekolah untuk perempuan dan orang-orang miskin, 4) menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di daerahnya.
Keywords : Eksistensi, Gender, Novel, Ali Syari’ati.