IDENTIFIKASI PERILAKU DAN PENDAPATAN PETANI RUMPUT LAUT DI MASA PANDEMI COVID-19 Studi Kasus Desa Tamangapa, Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Rumput laut menjadi komoditi yang dibudidayakan diperairan Indonesia, didukung dengan potensi rumput laut Indonesia seluas 769,5 ribu Ha. Provinsi Sulawesi Selatan menjadi sentra produksi rumput laut dengan konstribusi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebesar 86.258,10 ton, salah satu wilayah budidaya rumput laut terletak di Desa Tamangapa, Kecamatan Marang. Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap penurunan penjualan rumput laut, sehingga petani rumput laut juga merasakan dampak tersebut. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi tingkat pengaruh pandemi Covid-19 terhadap perilaku petani, serta mengetahui perbandingan pendapatan sebelum dan selama pandemi Covid-19. Menggunakan analisis skala likert dan rumus penerimaan dan pendapatan. Diperoleh hasil bahwa tingkat pengaruh pandemi Covid-19 terhadap perilaku petani rumput laut di Desa Tamangapa, Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yaitu, terdapat 3 orang berada pada tingkat Berpengaruh (70-86%) dan terdapat 27 orang berada pada tingkat Cukup Berpengaruh (54-69%). Adapun perbandingan rata-rata pendapatan petani sebelum pandemi Covid-19 Tahun 2019 dan selama pandemi Covid-19 Tahun 2020 yaitu pada Maret-Juni Tahun 2019 pendapatan petani sebesar Rp 2.044.500/bulan dibandingkan pada Maret-Juni 2020 mengalami penurunan hingga mencapai Rp 871.500/bulan, pada Juli-Oktober 2019 pendapatan petani sebesar Rp 2.736.000/bulan dibandingkan pada Juli-Oktober 2020 mengalami penurunan hingga mencapai Rp 942.500/bulan dan pada November 2019–Februari 2020 pendapatan petani sebesar Rp 1.768.000/bulan dibandingkan dengan November
2020–Februari 2021 mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.167.500/bulan.