STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KEMIRI (Aleurites Moluccana L.Wild) DI KPHL SELAYAR

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi terkini pengembangan usaha kemiri di KPHL Selayar, menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhinya dan merumuskan strategi prioritas pengembangan usaha kemiri tersebut di masa mendatang. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis SWOT dan analisis AHP (Analitycal Hierarchy Proses). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis kondisi terkini pengembangan usaha kemiri di KPHL Selayar dilihat dari kriteria biofisik dan lingkungan, ekonomi, sosial, kelembagaan dan teknologi, HHBK kemiri di KPHL Selayar dapat dijadikan satu unit usaha dan menjadi produk unggulan daerah yang dapat dikembangkan. Dari hasil analisis faktor internal yang menjadi kelompok kekuatan dalam pengembangan usaha kemiri adalah (i) potensi tanaman tinggi (0,306), (ii) tingginya keterlibatan masyarakat (0,196), (iii) aksesibilitas mudah dijangkau (0,176) dan (iv) terdapat kolaborasi pengusahaan kemiri (0,160) dan faktor internal yang menjadi kelompok kelemahan adalah (i) hasil produksi kemiri masih berasal dari tegakan alam (0,166), (ii) belum menguasai teknologi pengolahan hasil (0,163), (iii) penguasaan teknologi budidaya masih rendah (0,141) dan (iv) sarana pengembangan komoditas tidak ada (0,110). Untuk hasil analisis faktor eksternal yang menjadi prioritas dalam kelompok peluang adalah (i) ada aturan yang mengatur tentang pola kerjasama pemanfaatan HHBK (0,230), (ii) ada dukungan dari institusi (0,210), (iii) nilai perdagangan dalam negeri tinggi (0,177) dan (iv) pemasaran dalam lingkup nasional dan lokal dan faktor eksternal yang menjadi prioritas dalam kelompok ancaman adalah (i) tidak bersinerginya stakeholder untuk bekerja sama dalam pengembangan tanaman kemiri (0,350), (ii) tingginya minat masyarakat untuk mengubah komoditas yang diusahakan (0,334), (iii) kurangnya minat tenaga kerja produktif (0,206) dan (iv) tidak ada investasi dalam pengusahaan (0,110). Strategi yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan adalah strategi W-O 1 yaitu Penguatan dan peningkatan kelembagaan kelompok tani dengan nilai prioritas 0,116.