Analisis Yuridis Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Mengakibatkan Kematian (Studi Kasus Putusan No.287/Pid.Sus/2019/PN.Sgm) = Juridical Analysis of Violence Against Children that Result in Death (Case Study of Decision No.287/Pid.Sus/2019/PN.Sgm)".

ANDI MUHAMMAD YUSRIL PUTRA HARYUNI (B111 16 319) dengan Judul “Analisis Yuridis Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Mengakibatkan Kematian (Studi Kasus Putusan No.287/Pid.Sus/2019/PN.Sgm)”. Di bawah bimbingan Ibu Haeranah sebagai Pembimbing Utama dan Ibu Nur Azisa sebagai Pembimbing Pendamping.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualifikasi tindak pidana kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan kematian dalam perspektif hukum pidana dan untuk mengetahui penerapan hukum pidana materiil dalam tindak pidana terhadap anak yang mengakibatkan kematian (Studi Kasus Putusan No,287/Pid.Sus/2019/PN.Sgm).
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Jenis bahan hukum yaitu bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, dimana sumber bahan hukum yaitu penelitian pustaka, peraturan perundang-undangan. Adapun teknik pengumpulan data yaitu penelusuran kepustakaan, kemudian dianalisis berdasarkan teori dan asas hukum pidana kemudian disajikan secara deskriptif.
Hasil peneltian dalam skripsi ini yaitu (1) Kualifikasi tindak pidana kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan kematian dalam perspektif hukum pidana, berdasarkan asas lex specialis derogat legi generalis maka pengaturan terkait tindak pidana terhadap anak diatur dalam undang-undang khusus yaitu Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak khususnya diatur dalam Pasal 80 ayat (3). Unsur perbuatan yang dilarang merujuk pada Pasal 76C yaitu unsur setiap orang, unsur dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan dan unsur kekerasan terhadap anak. Apabila perbuatan kekerasan tersebut mengakibatkan matinya anak, maka ancaman pidananya diperberat pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). (2) Penerapan hukum pidana materiil dalam tindak pidana kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan kematian (Studi Kasus Putusan No.287/Pid.Sus/2019/PN.Sgm adalah dakwaan disusun secara tunggal yaitu Pasal 80 ayat (3) Undang-Undang Perlindungan Anak, namun dalam putusan oleh Majelis Hakim perbuatan terdakwa tidak memenuhi unsur seperti yang didakwakan karena kurangnya alat bukti yang diajukan oleh penuntut umum dan keterangan saksi yang satu dengan yang lainnya tidak bersesuaian untuk membuktikan perbuatan terdakwa, sehingga hakim menjatuhkan putusan bebas terhadap terdakwa.
Kata Kunci : Tindak Pidana Kekerasan, Anak, Kematian