Implementasi Kriptografi DNA pada Pengamanan Citra CT Scan Pasien COVID-19

Pandemi COVID-19 yang merebak ke seluruh wilayah di Indonesia mengakibatkan banyak pola hidup manusia menjadi berubah, salah satunya adalah perubahan aktivitas dari luring (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan). Daring tentunya berkaitan erat dengan proses transaksi data, dimana pada saat daring aktivitas pengiriman data menjadi lebih tinggi yang mengakibatkan tingginya potensi pencurian dan berujung penyalahgunaan data oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, salah satunya adalah penyalahgunaan data rahasia pasien COVID-19. Oleh sebab itu diperlukan pengamanan pada data tersebut, yang salah satu jenisnya adalah pengamanan pada citra CT scan paru-paru pasien COVID-19 dengan kriptografi DNA. Sebelum dilakukan proses pengamanan citra, terlebih dahulu dilakukan proses pembuatan kunci simetris K, kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan rangkaian OTP DNA, lalu dienkripsi sedemikian rupa sehingga membentuk citra baru yang secara visual sangat berbeda dengan citra aslinya. Pada penelitian ini, ditambahkan sebuah metode yang dinamakan modifikasi biner yang tujuannya untuk membentuk citra enkripsi berukuran n x n piksel. Dengan bahasa pemrograman Python, proses enkripsi dan dekripsi yang dilakukan pada citra menunjukkan bahwa kriptografi DNA bekerja dengan baik dilihat dari waktu komputasi yang relatif singkat, menggunakan memori dan CPU yang cenderung sedikit, serta kerusakan citra yang dihasilkan juga ternilai besarnya dengan menghitung tingkat kerusakan citra menggunakan RMSE (root mean squared error) dan SSIM (structural similarity index measure). Dari penelitian ini, diperoleh pula bahwa tingkat kerusakan citra dipengaruhi oleh nilai kunci simetris K yang dibuat, dimana semakin besar nilai K maka semakin kecil tingkat kerusakan citranya.