Konstruksi Sosial Miniatur Peradaban Islam Merujuk Pada Pola Sistematika Wahry (Studi Kasus Orma Hidayatullah) = The Social Construction of Islamic Civilization Miniature Referring to the Systematic Patten of Revelation by Hidayatullah Mass Organization

Irfan Yahya. Konstruksi Sosial Miniatur Peradaban Islam Merujuk Pada Pola Sistematika Wahyu oleh Ormas Hidayatullah di Kampus Utama al Bayan Hidayatullah Makassar Sulawesi Selatan (Promotor H.M. Tahir Kasnawi. Ko-Promotor Suparman Abdullah dan Hasbi).
Penelitan ini bertujuan menganalisis proses internalisasi, proses obyektivasi serta proses internalisasi nilai-nilai sistematika wahyu sebagai manhaj Ormas Hidayatullah dalam melakukan upaya konstruksi sosial miniatur peradaban Islam.
Penelitian ini memakai pendekatan fenomenologi. Menentukan informan 12 orang, dengan kriteria, 4 pendiri/perintis, 3 pengurus, 2 santri alumni, 1 warga jamaah, 1 unsur pemerintah dan 1 tokoh masyarakat. Informan ditentukan secara purposif sampling. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi berpartisipatif, dan kajian literatur. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan untuk memverifikasi data dilakukan wawancara berulang kepada informan yang sama atau menggantinya dengan kriteria yang sesuai. Penyajian data dilakukan dalam bentuk naratif, deskriptif, dan sajian matriks.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses Internalisasi, Obyektivasi dan Eksternalisasi nilai-nilai Sistematika Wahyu merupakan upaya sadar, terstruktur serta sistematis dilakukan para aktor Hidayatullah untuk misi penciptaan manusia sebagai abdullah (hamba Allah) dan khalifah (wakil) Allah Swt di muka bumi berdasarkan tuntunan wahyu untuk mengkonstruksi peradaban Islam. Kampus Pondok Pesantren dijadikan sebagai miniatur peradaban Islam dengan memanifestasikan keyakinan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari bagi seluruh kader, warga jama’ah dan santrinya. Proses internalisasi mengalami proses yang sangat dinamis melalui sistem pendidikan non-formal dan sistem pendidikan formal, sistem non-formal lebih efektif mengkonstruksi persepsi, pengetahuan serta keyakinan para aktor dalam memanifestasikan nilai-nilai Sistematika Wahyu dalam membangun upaya sadar para aktor hingga menjadi karakter dan akhlaq yang melekat pada dirinya. Berbeda dengan proses internalisasi pada sistem formal. Proses Objektivasi termanifestasikan dalam aktivitas keseharian melalui Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH), sekaligus menjadi wadah sosialisasi dan evaluasi bagi para kader. Proses Eksternalisasi termanifestasi melalui mainstream gerakan tarbiyah dan dakwah melalui program Rumah Qur’an Hidayatullah (RQH) yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.
Keywords : Konstruksi sosial, Peradaban Islam, Sistematika Wahyu.