Ludong, Dany Harianto (2020) PENGARUH EKSPRESI mRNA DAN KADAR PROTEIN GEN NQO2 TERHADAP KEJADIAN GANGGUAN PSIKOTIK PADA PENYALAHGUNA METAMFETAMIN. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.
C013172009_disertasi_20-11-20201.jpg
Download (233kB) | Preview
C013172009_disertasi_20-11-2020 bab 1-2.pdf
Download (2MB)
C013172009_disertasi_20-11-2020 dapus-lampiran.pdf
Download (5MB)
C013172009_disertasi_20-11-2020.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (6MB)
Abstract (Abstrak)
Beberapa bukti menunjukkan bahwa faktor genetic berkontribusi terhadap kerentanan penyalah-gunaan narkotik seperti metamfetamin. Dopamin yang berlebihan akibat stimulasi metamfetamin, berubah menjadi dopamine kuinon yang selanjutnya terlibat dalam mekanisme gejala yang terkait dengan metamfetamin psikotik (MAP). Detoksifikasi kuinon dikatalisis oleh sekelompok protein yaitu kuinon oksidoreduktase (NQO) dan yang sudah teridentifikasi yaitu gen NQO1 dan NQO2. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan hubungan kerentanan genetic khususnya gen NQO2 pada klien penyalahguna metamfetamin. Di Indonesia penelitian ini belum pernah dilakukan.
Tujuan: Untuk menganalisis peranan Ekspresi mRNA melalui pemeriksaan Real Time PCR dan Kadar Protein melalui pemeriksaan Sandwich Elisa dari gen NQO2 yang berkontribusi terhadap gangguan Psikotik pada penyalahguna metamfetamin.
Metode: Dilakukan penelitian Kasus Kontrol terhadap 60 subyek, terdiri dari 30 subyek untuk kelompok kasus yaitu klien pengguna metamfetamin dengan gangguan psikotik sedangkan kelompok kontrol terdiri dari 30 subyek yang terbagi 15 subyek bukan pengguna dan 15 subyek pengguna metamfetamin tanpa gangguan psikotik.
Hasil: Sebanyak 60 sampel berhasil dilakukan pemeriksaan RT-PCR dan Sandwich Elisa. Sebelum dilakukan uji T antara kelompok kasus dan kontrol, maka terlebih dahulu dilakukan uji T pada kelompok kontrol antara sampel pengguna Metamfetamin yang tidak Psikotik dengan sampel bukan pengguna untuk Ekspresi mRNA dan Kadar Protein. Hasil Analisa Ekspresi mRNA diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,774, lebih besar dari nilai alpha = 0,05 (>0,05), sedangkan untuk pemeriksaan Kadar Protein Nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,894, berarti lebih besar dari nilai alpha = 0,05 (>0,05). Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan antara sampel pengguna metamfetamin yang tidak psikotik dengan yang bukan pengguna pada pemeriksaan Ekspresi mRNA dan Kadar protein untuk kelompok kontrol. Nilai mean/rata-rata pada ekspresi mRNA gen NQO2 pada kelompok kasus (7,463) lebih rendah dari kontrol(12,877). Selanjutnya dilakukan Uji T untuk ekspresi mRNA antara sampel pada kelompok kasus dan kontrol, untuk hasil Uji T pada penelitian ini yaitu sig.(2-tailed)=0,000 lebih kecil dari p=0.05(<0,05), ini menunjukkan adanya perbedaan nilai pada kedua kelompok. Gambaran kurve ROC (Receiver Operating Characteristic) untuk menentukan titik potong (cut-off) yang bermakna pada Ekspresi mRNA antara kedua kelompok tersebut yaitu antara 9,28 sampai 9,73. Sedangkan untuk nilai mean/rata-rata pada “kadar protein” kelompok kasus(1,246), lebih rendah dari kontrol (3,657). Hasil analisa Uji T untuk Kadar Protein yaitu sig.(2-tailed) = 0,000, lebih kecil dari p=0.05, ini menunjukkan adanya perbedaan nilai kadar protein pada kedua kelompok. Gambaran ROC (Receiver Operating Characteristic) untuk menentukan titik potong (cut-off) yang bermakna untuk kadar protein antara kedua kelompok tersebut yaitu antara 0,49 sampai 0,55.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekpresi mRNA dan kadar protein gen NQO2 yang rendah berkontribusi pada etiologi psikosis yang terkait dengan penyalahgunaan metamfetamin.
Item Type: | Thesis (Disertasi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine |
Depositing User: | Kamaluddin |
Date Deposited: | 15 Dec 2020 01:07 |
Last Modified: | 06 Nov 2024 04:44 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/1222 |