GAMBARAN POST TRAUMATIC STRESS DIRORDER (PTSD) PADA PERAWAT PENYINTAS 2 TAHUN PASCA BENCANA GEMPA BUMI PALU SULAWESI TENGAH

ABSTRAK

Latar Belakang: Gempa bumi saat ini dilaporkan sebagai bencana alam yang dapat menimbulkan masalah mental berupa gejala PTSD pada perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran PTSD dikalangan perawat penyintas 2 Tahun Pasca bencana gempa bumi Palu. Metode: Penelitian menggunakan metode Kuantitatif Non Eksperimental dengan desain Descriptive Cross-sectional Study. Teknik purposive sampling digunakan untuk mendapatkan 308 sampel proporsional pada 7 rumah sakit di Kota Palu. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kejadian PTSD adalah DSM-5 (PCL-5) yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Analisis deskriptif dan uji korelasi koefisien kontingensi digunakan untuk mengetahui gambaran PTSD dan hubungan terhadap variabel demografi responden. Hasil: Studi menunjukkan bahwa ditemukan 36 (11,7%) responden mengalami PTSD dengan gejala yang paling banyak dialami adalah re-experiencing sebesar 57,1% dan avoidance sebesar 52,9%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, status pekerjaan, jabatan pekerjaan, tempat bekerja dan lama kerja dengan kejadian PTSD dengan nilai signifikansi rata-rata >0,05. Semua variabel demografi responden berkolerasi lemah terhadap kejadian PTSD dengan nilai r 0,002–0,109. Kesimpulan: 2 tahun pasca gempa bumi Palu ditemukan PTSD pada perawat penyintas dengan gejala berupa re-experiencing, avoidance, negative alternations in mood and cognition dan hypearousal. Dengan temuan ini, maka perlu upaya peningkatan ketahanan diri bagi perawat dalam menghadapi bencana. Tindakan pencegahan dan pemberian dukungan psikologis perlu diperhatikan oleh pihak rumah sakit dalam rangka mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pada perawat penyintas yang terdampak bencana.

ABSTRACT
Background: Earthquakes are currently reported as natural disasters that can cause mental problems in the form of PTSD symptoms in nurses. This study aims to determine the description of PTSD among survivors nurses 2 years after the Palu earthquake disaster. Methods: The method in this study is a non-experimental quantitative study with a descriptive cross-sectional study design. Purposive sampling technique was used to obtain 308 proportional samples at 7 hospitals in Palu City. The instrument used to determine the incidence of PTSD was the DSM-5 (PCL-5) which consisted of 20 question items. Descriptive analysis and correlation test of the contingency coefficient were used to determine the description of PTSD and the relationship to the demographic variables of respondents. Results: The study showed that it was found that 36 (11.7%) respondents experienced PTSD with the most symptoms being re-experiencing 57.1% and avoidance at 52.9%. There is no significant relationship between the variables age, sex, education, marital status, employment status, job title, place of work and length of work with the incidence of PTSD with an average significance value> 0.05. All of the respondents' demographic variables were weakly correlated with the incidence of PTSD with a value of r 0.002-0.109. Conclusion: Two years after the Palu earthquake, PTSD was found in survivor nurses with symptoms in the form of re-experiencing, avoidance, negative alternations in mood and cognition and hypearousal. With these findings, it is necessary to increase self-defense for nurses in dealing with disasters. Hospital authorities need to pay attention to preventive measures and provide psychological support in order to reduce symptoms and improve the quality of life for survivors of the disaster.