HUBUNGAN KADAR TNF ALFA SERUM DENGAN FUNGSI HATI SETELAH PEMBERIAN HIBISCUS SABDARIFFA PADA TIKUS YANG TERINDUKSI PARASETAMOL


Wahyudi, Wahyudi (2021) HUBUNGAN KADAR TNF ALFA SERUM DENGAN FUNGSI HATI SETELAH PEMBERIAN HIBISCUS SABDARIFFA PADA TIKUS YANG TERINDUKSI PARASETAMOL. Skripsi thesis, UNIVERSITAS HASANUDDIN.

[thumbnail of cover]
Preview
Image (cover)
C011171381_skripsi_13-12-20211.png cover.png

Download (110kB) | Preview
[thumbnail of bab 1-2] Text (bab 1-2)
C011171381_skripsi_13-12-2021.pdf 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of daftar pustaka] Text (daftar pustaka)
C011171381_skripsi_13-12-2021.pdf dp.pdf

Download (307kB)
[thumbnail of full text] Text (full text)
C011171381_skripsi_13-12-2021.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang :Hibiscus sabdariffa secara empiris berkhasiat sebagai antiseptik, diuretik, meningkatkan daya tahan tubuh, antihipertensi, antikolesterol, antibakteri dan bersifat antioksidan. Hibiscus sabdariffa memiliki kandungan kimia berupa karbohidrat, asam amino, glikosida, steroid, flavonoid, tanin, fenol, triterpenoid, kuersetin, sianidin, β-karoten, fitosterol, delpinidin, gosiperidin, hibiscetin, hibiscin, dan hibiscitrin). Adanya kandungan asam askorbat dan flavonoid (flavonol dan pigmen antosianin) menjadikan tanaman ini memiliki aktivitas antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dan memiliki efeksistem imun (imunostimulator)Telah banyak penelitian mengenai efektivitas bunga hibiscus sabdariffa sebagai hepatoprotektor.Hibiscus sabdariffa memberikan berbagai aktivitas secara in vitro sebagai antioksidan, inhibitor enzim CYP, dan menghambat ekspresi protein proapoptosis pada sel hati Radikal bebas merupakan molekul yang tidak memiliki pasangan elektron bebas sehingga bersifat tidak stabil dan dapat menyebabkan kerusakan sel hati. Dengan adanya ekstrak Hibiscus sabdariffa maka radikal bebas tersebut distabilkan oleh efek antioksidannya. Penghambatan pada berbagai variasi enzim sitokrom P450, dapat menurunkan metabolisme xenobiotik yang bersifat toksik dan radikal terhadap sel hati. Sehingga kerusakan hati dapat dicegah.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah post test only controlled group design.
Hasil Penelitian : Kadar TNF-alfa,Berdasarkan Tabel 5,1, kelompok Kontrol Negatif yang mendapatkan Na-CMC 1% terjadi peningkatan kadar TNF-alfa, berdasarkan penelitian sebelumnya pemberian Na-CMC pada tikus dapat mengubah gambaran histopatologi berupa inflamasi. Peningkatan kadar TNF-alfa ini dapat dikaitkan dengan terjadinya inflamsi pada ginjal tikus (Musfiroh, et al., 2017). Pada Tabel 1 juga terjadi peningkatan kadar TNF-alfa pada KP yang hanya diberikan Parasetamol 7 hari pertama, terjadi penurunan kadar TNF - a pada 7 hari kedua, yang selanjutnya meningkat pada 7 hari terakhir. Perubahan ini menjelaskan bahwa terjadi respon pro inflamasi 7 hari setelah pemberian Parasetamol, namun respon pro inflamasi meningkat di 7 hari berikutnya tapi tidak mendekati respon pro inflamasi awal.
Kadar SGPT,Berdasarkan tabel 5.2 pada kelompok 1 (KN) yang merupakan kelompok kontrol negatif menunjukkan kadar SGPT yang tinggi pada 7 hari kedua setelah pemberian Na-CMC pada 7 hari pertama. Pemberian Na-CMC dapat menyebabkan kerusakan hepatoseluler berupa terjadinya inflamasi, apoptosis, dan dilatasi sinusoid. Peningkatan kadar SGPT ini dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan pada hepatoseluler (jurnal unpad)
Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini tidak terdapat pengaruh hibiscus sabdariffa terhadap hepar tikus wistar yang terinduksi parasetamol baik ditinjau dari kadar SGPT dan kadar TNF-alfa serum.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter
Depositing User: Nasyir Nompo
Date Deposited: 22 Dec 2021 01:37
Last Modified: 22 Dec 2021 01:37
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/11799

Actions (login required)

View Item
View Item