FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2012 – 31 DESEMBER 2012

Latar belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang masih memerlukan
penanganan serius. Indonesia termasuk di antara 22 negara dengan jumah
penderita TB terbesar di dunia. Dengan perkiraan prevalensi TB adalah 289 dalam
100.000 populasi pada 2010. Di Makassar sendiri didapatkan peningkatan angka
penjaringan suspek TB sekitar 13 per 100000 penduduk pada tahun 2008 sd 2010
(triwulan 1). Salah satu usaha pemerintah dalam menanggulangi penyakit ini
adalah melaluo Program Nasional Penanggulangan TB, dimana dilakukan di
setiap RS, Puskesmas dan UPK lain di seluruh Indonesia. Keberhasilan program
ini dapat diukur bila 70% dari perkiraan penderita baru yang ada dapat ditemukan
dan diobati dengan angka kesembuhan 85%. Berdasarkan beberapa hasil
penelitian diketahui bahwa faktor pasien berupa usia, pendidikan, penghasilan,
tipe pengobatan dan tingkat kunjungan berobat mempengaruhi keberhasilan
program penanggulangan TB yang dapat dilihat dari indikator sembuh atau
tidaknya pasien.
Metode Penelitian: Telah dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif di
Puskesmas Antang Perumnas, Makassar, Sulawesi Selatan guna mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB, dimana sampel
ditentukan dengan metode total sampling dengan pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan tabel checklist.
Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa usia yang lebih muda, pendidikan
yang tinggi, penghasilan yang minimal standar UMK, tipe pengobatan yang
tergolong Kategori I serta tingkat kunjungan berobat di puskesmas yang lebih dari
10x mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB di Puskesmas Antang Perumnas
Tahun 2012.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini bahwa untuk mendukung
keberhasilan program penanggulangan TB perlu dibina kerjasama yang baik
antara petugas dan pasien, pasien berhak menerima informasi mengenai penyakit
yang dideritanya dan bila pasien meneruskan pengobatan di luar puskesmas, perlu
dijelaskan kepada mereka tentang tahap pengobatan yang diberikan pada mereka,
sudah sampai berapa jauh pengobatan berjalan, berapa obat yang sudah
dihabiskan, dan berapa lagi yang harus mereka minum, diharapkan mereka
menjadi tahu betapa pentingnya masa pengobatan selama enam (6) bulan tersebut.
Jika memungkinkan perlu dilakukan pemeriksaan status gizi dan resistensi
terhadapa Obat Anti Tuberkulosis (OAT), sebelum pasien menggunakan OAT.