Muhammad Yamin Saud, - and M. Saleh S. Ali, - and Eymal B. Demmallino, - (2020) Teori-teori Sosial dan Kearifan Budaya Lokal dalam Perspektif Perencanaan. In: -. Cetakan Pertama ed. CV. Azizah Publihing. ISBN 978-623-7784-39-5
Teori2 Sosial-cover.png
Download (1MB) | Preview
TTSdKBLdPP.pdf
Download (8MB)
Abstract (Abstrak)
Buku ini diawali dalam Bagian Pertama dengan membahas pengertian teori dalam ilmu sosial yang kemudian membahas focus perhatian dalam setiap studi teori-teori sosial. Konteks sosial terutama kondisi sosial dan kelahiran intelektual yang menekuni teori-teori social juga dibahas, lalu kemudian dilanjutkan dengan tipologi teori-teori tersebut. Pada bagian lain, dalam buku ini diakhiri dengan pembahasan mengenai paradigma teori-teori sosial. Pada bagian berikutnya dibahas berbagai teori-teori sosial mulai dari teori diferensiasi sosial dan perkembangan solidaritas sosial dari Durkheim, Teori Pertentangan Kelas dari Karl Marx, Teori Rasionalitas dan Spirit Kapitalisme dari Weber, Teori Struktural Fungsionalisme dan Tindakan Sosial dari Talcott Parsons, Teori Konflik dari Ralf Dahrendorf dan Lewis Coser, Teori Neo-marxis, Teori Interaksi Simbolik dari Margaret Mead dan Herbert Blummer, Teori Pertukaran Sosial, Teori Sistem, Integrasi Mikro – Makro, Integrasi Agen Struktur, Teori Jaringan dan Pertukaran Jaringan, Teori Modernitas Kontemporer sampai dengan Teori Post-modernitas. Tidak jarang orang berpendapat bahwa manusia sesungguhnya tidak punya kebebasan dalam kehidupan sosialnya, ia hanya pindah dari kungkungan struktur sosial yang satu ke kungkungan struktur social lainnya atau dari satu penjara ke penjara lainnya (Sartre, dalam M. Saleh S.Ali); tetapi sebaliknya—pada titik ekstrim yang berlawanan juga tidak jarang orang yang dengan gigih memperjuangkan kebebasan dan 6 menyatakan bahwa manusia sesungguhnya adalah bebas, inovatif, dan kreatif yang harus dihargai (Marx, dalam M. Saleh S. Ali). Dengan "gaya prophetik (kenabian)", Weber justru menempuh jalan tengah" bahwa manusia sesungguhnya pencipta atau pembangun struktur sosialnya. Struktur sosial bukan merupakan sesuatu yang final, ia terus dibentuk dan tiada akhir. Dalam pandangan M. Saleh S. Ali, Weber bagaikan nakhoda yang sedang melayarkan perahu mengarungi samudra—melawan arus- menantang gelombang, dan menerjang badai—menuju sasaran pulau idealismenya. Dengan demikian dalam pandangan Weber, "Manusia sesungguhnya adalah bebas dalam bingkai ketidakbebasan". Pada bagian akhir buku ini dikemukakan bagaimana keseluruhan teori-teori yang disebutkan itu digunakan untuk menjelaskan kearifan budaya lokal dalam perspektif perencanaan.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Depositing User: | - Andi Anna |
Date Deposited: | 02 Nov 2021 07:52 |
Last Modified: | 02 Nov 2021 07:52 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/10100 |